ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - CropLife Indonesia menyelenggarakan Rapat Umum Tahunan (RUTA) 2025 dengan tema 'Sinergi Pembangunan Pertanian Berkesinambungan melalui Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan (SPMF)' di Ra Suite Hotel, Jakarta.
Acara ini bermaksud untuk memperkuat kerjasama antara beragam pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan sektor pertanian nan lebih berkepanjangan dan bertanggung jawab di Indonesia dengan support teknologi modern dan penemuan dalam sistem pertanian.
Moderator adalah Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Indonesia Dadang dengan narasumber Sekretaris Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian RI Haris Syahbuddi, Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI Leli Nuryati, Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Setiari Marwanto, dan Country Lead of Harvest Plus Solution of Indonesia Sulaiman Ginting.
"Para narasumber sepakat kerjasama para stakeholder dalam program SPMF, dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, bisa menjawab tantangan pertanian. Penggunaan pestisida terdaftar bakal memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan," ujar Chairman CropLife Indonesia Kukuh Ambar Waluyo melalui keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).
Dia mengatakan, penerapan teknologi modern, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan pemisah kondusif residu pada produk pertanian, bakal meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan.
"Dengan sinergi nan kuat, penyelenggaraan SPMF bakal menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan nan berkelanjutan," kata Kukuh.
Sebuah perusahaan nan didukung organisasi nirlaba membantu mengembangkan mekanisasi pertanian di Afrika guna memperkuat ketahanan pangan. Kolaborasi ini mendorong para petani mini menggunakan traktor untuk bertani dan sukses meningkatkan produkti...
Pentingnya Peran Pertanian
Menurut Kukuh, pertanian berkedudukan krusial dalam pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan.
Dengan kontribusi besar terhadap PDB dan lapangan kerja, lanjut dia, sektor ini perlu didorong melalui peningkatan produktivitas, keberlanjutan, serta mengambil teknologi modern untuk memastikan efisiensi dan ketahanan jangka panjang.
"Selain itu, praktik pertanian berkepanjangan berkedudukan krusial dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi akibat perubahan iklim. Investasi dalam teknologi pertanian modern dan digitalisasi juga dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan memperkuat ketahanan sektor pertanian secara keseluruhan," tutur Kukuh.
Dia menyebut, penggunaan pestisida terdaftar bakal memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan. Implementasi teknologi modern, lanjut Kukuh, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan pemisah kondusif residu pada produk pertanian, bakal meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan.
"Dengan sinergi nan kuat, penyelenggaraan SPMF bakal menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan nan berkelanjutan," tutup dia.
Bersama Ciptakan Ekosistem Pertanian
Direktur Pestisida Kementerian Pertanian (Kementan) Handi Arief nan diwakili oleh Budi Hanafi selaku Ketua Kelompok Substansi Pengawasan Pestisida Direktorat Pestisida menyatakan, sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani sangat krusial dalam membangun pengelolaan pestisida nan berkelanjutan.
"Melalui kerja sama nan solid, kebijakan nan tepat dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas pertanian tanpa mengorbankan kesehatan dan lingkungan. Bersama, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian nan bertanggung jawab, adaptif, dan inovatif," kata Budi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan didampingi SMPF Projects Manager CropLife Indonesia Yosephine Sianipar mengatakan, 2024 menjadi tonggak krusial bagi CropLife Indonesia lantaran terpilih menjadi salah satu dari tiga negara di ASEAN nan bakal mengimplementasikan Sustainable Pesticide Management Framework (SPMF) hingga 2029.
"CropLife Indonesia berambisi terciptanya sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani dalam melaksanakan SPFM. Sehingga, kata dia, pengelolaan pestisida berkepanjangan dapat memberikan akibat positif bagi ketahanan pangan nasional. Serta meningkatkan efisiensi produksi dengan support teknologi modern," ucap Agung.
Sebagai asosiasi pertanian nan berkomitmen terhadap pengelolaan pestisida berkelanjutan, lanjut dia, CropLife Indonesia memainkan peran strategis dalam penerapan SPMF.
"CropLife Indonesia berkedudukan dalam mengedukasi petani mengenai praktik penggunaan pestisida nan bertanggung jawab, mendukung penemuan dalam industri pertanian, serta menjalin kemitraan dengan beragam pihak untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," tutur Budi.
Acara ditutup dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara CropLife Indonesia dengan stakeholder secara simbolis sebagai komitmen berbareng dalam penyelenggaraan SPMF di Indonesia.
Perjanjian kerja sama dibuat sesuai dengan pilar SPMF dan tupoksi dari masing-masing stakeholder. CropLife Indonesia diwakili oleh Agung Kurniawan, menandatangani perjanjian kerja sama dengan:
1. Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan) oleh Kepala BBPSI Mektan Agung Prabowo dengan konsentrasi pada kerjasama 'Penetapan Prosedur Operasi Standar Penggunaan Pesawat Udara Tanpa Awak (Drone) Pertanian di Indonesia'.
2. Balai Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Pertanian (BPSI Lingtan) oleh Kepala BPSI Lingtan Agus Hasbianto dengan konsentrasi pada kerjasama 'Penetapan Batas Maksimum Residu Pestisida'.
3. Badan Riset dan Inovasi Nasional oleh Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional Setiari Marwanto dengan konsentrasi pada 'Kerja sama dalam bagian riset untuk kemajuan pembangunan pertanian nan berkepanjangan dan ramah lingkungan'
4. Harvest Plus Solutions nan diwakili oleh Induja Rai dan Sulaiman Ginting, dengan konsentrasi kerja sama pada 'Pengembangan Praktik Pertanian nan Baik melalui Program Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan'.