ARTICLE AD BOX
Jakarta, leopardtricks.com - Industri pembiayaan menghadapi situasi berat di awal tahun ini, salah satu faktornya dengan memandang penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesale) nan ambles 22,5 persen dari 79.806 unit pada Desember 2024 menjadi 61.843 unit di Januari 2025.
Dan, sepanjang tahun 2024 lalu, penjualan mobil baru nasional dari pabrikan ke diler (wholesales) hanya mencapai 865.723 unit, jauh lebih mini dibanding 2023 nan tercatat sebanyak 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit alias 13,9%. Begitu juga dengan penjualan dari diler ke konsumen (retail sales), ambruk 10,9% alias 108.379 unit dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit sepanjang tahun 2024.
Hingga akhir tahun 2025 ini, penjualan mobil nasional pun diramal tetap bakal lesu. Diprediksi belum bakal sanggup tembus 1 juta unit.
"Masih awal sebenarnya, tapi jika kita lihat di Januari ini memang ada tren penurunan. Artinya year on year di bulan Januari jika dibandingkan dengan tahun Desember terjadi penurunan. Tentu ini tetap terlalu pagi," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/2/2025)
Perusahaan pembiayaan tidak berani untuk menargetkan pertumbuhan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Leasing tentu berekspektasi pertumbuhan di tahun 2025 ini minimal sama, ialah 7-8%.
"Kenapa tidak naik? Karena kita memandang daya beli ini tetap tidak strong. Dan di kuartal pertama, kita ini dihadapi dengan misalnya Januari di akhir bulannya banyak libur, Februari bulan pendek, Maret tanggal 29 Nyepi terus Lebaran. Nah ini menjadi tantangan buat kami di industri," sebut Suwandi.
Di sisi lain leasing tidak terlalu berani ekspansif lantaran daya beli nan melemah belakangan. Masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan kudu mengganti kendaraan.
"Dua tahun ini terjadi perlambatan daya beli dan segalanya. Terlihat bahwa masyarakat misalnya tentu menjaga cash flow, hati-hati, misalnya dalam mengganti kendaraannya mereka tentu menabung dulu dan meyakinkan bahwa keahlian mereka dalam bayar angsuran itu bisa," kata Suwandi.
Tekanan bakal semakin terasa setelah pemerintah bakal menerapkan opsen pajak. Namun penerapannya ditunda setelah banyak pemerintah wilayah nan memutuskan untuk ditunda.
"Dialog-dialog seperti ini sangat diperlukan di tengah misalnya pelemahan daya beli dan segalanya. Nah promo-promo nan bakal dilakukan oleh pemain alias pelaku otomotif tentu bakal sangat bermanfaat," ujarnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penjualan Mobil RI Turun 11% di Januari 2025
Next Article Gaikindo Bakal Revisi Target Penjualan Mobil 1,1 Juta Tahun Ini