Ibm Dorong Penggunaan Ai Berbasis Data Akurat Untuk Kurangi Bias Dan Halusinasi

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
IBM Dorong Penggunaan AI Berbasis Data Akurat untuk Kurangi Bias dan Halusinasi President Director IBM Indonesia Roy Kosasih memaparkan tentang peran AI dalam transformasi upaya dan gimana AI berbasis open-source dapat diadopsi secara luas.(MI/Via Marchellinda Gunanto)

SEIRING perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), tantangan kecermatan info menjadi perhatian utama bagi perusahaan nan mengadopsinya. IBM menekankan pentingnya pendekatan fit for purpose model alias small language model dalam pengolahan info agar AI menghasilkan info nan lebih relevan dan dapat dipercaya.

Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih menjelaskan banyak sistem AI nan ada saat ini tetap berjuntai pada large language model nan mengumpulkan info dari beragam sumber tanpa penyaringan khusus. Hal ini dapat menyebabkan bias dan fatamorgana dalam hasil kajian nan diberikan oleh AI.

"Karena info nan diambil dari tempat lain kok. Bukan dari industri olahraga, bukan dari industri tenis. Berarti hasilnya disebut kadang menjadi bias alias halusinasi. Karena info nan diambil itu berbeda dengan apa nan kita mau tanyakan," ujar Roy di kantornya, Rabu (12/3).

Menurutnya, IBM menawarkan solusi dengan pendekatan nan lebih spesifik. Jika AI digunakan untuk menganalisis industri olahraga, sumber info nan digunakan kudu berasal dari olahraga itu sendiri, bukan dari sektor lain nan tidak relevan. 

Pendekatan ini, nan disebut sebagai fit for purpose model, memastikan bahwa AI dapat memberikan hasil kajian nan lebih jeli dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Selain meningkatkan akurasi, pendekatan ini juga lebih irit daya dan biaya operasional dibandingkan dengan model AI berbasis large language model. 

Penggunaan info nan lebih terfokus mengurangi kebutuhan bakal perangkat keras berkapasitas tinggi, nan biasanya mengonsumsi daya besar.

"Kalau kita menggunakan fit for purpose model, nggak perlu GPU alias satu processor unit nan begitu tangguh. Dengan begitu, pemakaian listrik, pendinginan, dan ruang server nan diperlukan bisa jauh lebih efisien," ungkapnya.

Tren penggunaan AI di beragam sektor upaya memang terus meningkat. Berdasarkan survei Boston Consulting Group (BCG), pada Oktober 2024, terhadap seribu perusahaan global, 98% dari mereka sudah mulai mengeksplorasi alias apalagi menerapkan AI dalam operasionalnya. 

Sekitar 26% dari perusahaan tersebut telah menggunakannya secara penuh dalam upaya mereka, sementara kebanyakan lainnya tetap berada dalam tahap uji coba.

Perusahaan nan mengangkat AI diyakini mempunyai kelebihan kompetitif dibandingkan nan tidak. Namun, Roy menegaskan bahwa AI tidak diciptakan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

"AI diciptakan bukan untuk menggantikan manusia, tetapi untuk augmenting keahlian manusia," jelasnya.

Dengan tren ini, Roy meyakini bahwa perusahaan nan sigap beradaptasi dengan AI bakal lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Sebaliknya, perusahaan nan tetap enggan mengangkat AI berisiko tertinggal dalam persaingan bisnis di masa depan. (Z-1)

Selengkapnya