Shalat Tarawih Berapa Rakaat: Panduan Untuk Umat Islam

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
 Panduan untuk Umat Islam Foto udaran ribuan umat Islam menunaikan shalat tarawih pertama di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (28/2/2025).(Antara/Khalis Surry)

SHALAT Tarawih, ibadah sunnah nan sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan, menjadi momen spesial bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini, nan secara harfiah berfaedah istirahat, dilaksanakan setelah shalat Isya dan menjadi karakter unik malam-malam Ramadhan nan penuh berkah. Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih nan tepat. Apakah 8 rakaat, 20 rakaat, alias apalagi jumlah lainnya? Perbedaan pendapat ini seringkali menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam. Artikel ini datang untuk memberikan pedoman komprehensif mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih, menelusuri dasar-dasar hukumnya, serta mengulas beragam pandangan ustadz mengenai masalah ini, sehingga Anda dapat melaksanakan ibadah Tarawih dengan kepercayaan dan pemahaman nan mendalam.

Memahami Esensi Shalat Tarawih

Shalat Tarawih bukan sekadar ritual rutin, melainkan sebuah perjalanan spiritual nan mendalam. Di setiap aktivitas dan bacaan, terkandung makna penghambaan diri kepada Sang Pencipta. Ibadah ini menjadi kesempatan emas untuk merenungi diri, memohon ampunan, dan meningkatkan kualitas keimanan. Kehadiran shalat Tarawih di bulan Ramadhan memberikan nuansa nan berbeda, menghidupkan malam-malam dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan doa-doa nan tulus.

Secara bahasa, Tarawih berasal dari kata raaha nan berfaedah rehat alias relaksasi. Penamaan ini merujuk pada kebiasaan para sahabat Nabi Muhammad SAW nan beristirahat sejenak setiap selesai melaksanakan beberapa rakaat shalat malam di bulan Ramadhan. Istirahat ini digunakan untuk membaca tasbih, tahmid, dan tahlil, alias sekadar beristirahat untuk memulihkan tenaga sebelum melanjutkan shalat.

Shalat Tarawih mempunyai keistimewaan nan sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa nan melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan lantaran ketaatan dan mengharap pahala dari Allah, maka bakal diampuni dosa-dosanya nan telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Tarawih bukan hanya sekadar ibadah sunnah biasa, tetapi juga mempunyai potensi untuk menghapus dosa-dosa kita dan meningkatkan derajat kita di sisi Allah SWT.

Dalam melaksanakan shalat Tarawih, krusial untuk memperhatikan beberapa adab. Pertama, niatkan ibadah ini semata-mata lantaran Allah SWT. Kedua, laksanakan shalat dengan intens dan penuh penghayatan. Ketiga, perhatikan bacaan-bacaan shalat dengan baik dan benar. Keempat, manfaatkan waktu rehat di antara rakaat untuk berdzikir dan berdoa. Dengan memperhatikan adab-adab ini, kita dapat memaksimalkan faedah dan keberkahan dari shalat Tarawih.

Menelusuri Khilafiyah Jumlah Rakaat Tarawih

Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih telah menjadi perdebatan nan berjalan lama di kalangan ulama. Ada nan beranggapan bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 8 rakaat, ada nan mengatakan 20 rakaat, dan ada pula nan beranggapan jumlahnya tidak terbatas. Perbedaan ini berasal dari interpretasi nan berbeda terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan praktik para sahabat.

Pendapat nan menyatakan bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 8 rakaat didasarkan pada hadits Aisyah RA nan mengatakan, Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, maka jangan tanyakan tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, maka jangan tanyakan tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini seringkali dijadikan dasar oleh sebagian umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat ditambah 3 rakaat shalat Witir.

Sementara itu, pendapat nan menyatakan bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat didasarkan pada praktik nan dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab RA. Beliau mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid dengan jumlah 20 rakaat. Praktik ini kemudian diikuti oleh kebanyakan umat Islam di beragam bagian dunia. Selain itu, terdapat juga riwayat nan menyebut bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW juga melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat.

Perbedaan pendapat ini tidak semestinya menjadi sumber perpecahan di antara umat Islam. Sebaliknya, kita kudu menghormati perbedaan pandangan dan saling menghargai pilihan masing-masing. nan terpenting adalah melaksanakan shalat Tarawih dengan tulus dan penuh penghayatan, serta berupaya untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dari waktu ke waktu.

Analisis Dalil-Dalil nan Mendasari Perbedaan Pendapat

Untuk memahami lebih dalam mengenai perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat shalat Tarawih, krusial untuk menganalisis dalil-dalil nan mendasari masing-masing pendapat. Hal ini bakal membantu kita untuk mendapatkan gambaran nan lebih jelas mengenai akar persoalan dan аргументы nan digunakan oleh masing-masing pihak.

Pendapat nan menyatakan 8 rakaat Tarawih berpegang pada hadits Aisyah RA nan telah disebutkan sebelumnya. Mereka beranggapan bahwa hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Oleh lantaran itu, mereka meyakini bahwa melaksanakan shalat Tarawih lebih dari 8 rakaat adalah bid'ah alias perbuatan nan tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Namun, para ustadz nan beranggapan 20 rakaat Tarawih memberikan beberapa sanggahan terhadap аргумент ini. Pertama, mereka mengatakan bahwa hadits Aisyah RA tidak secara spesifik menyebut tentang shalat Tarawih. Hadits tersebut hanya berbincang tentang shalat malam secara umum. Kedua, mereka beranggapan bahwa praktik Umar bin Khattab RA nan mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih 20 rakaat merupakan ijma' alias kesepakatan para sahabat. Ijma' merupakan salah satu sumber norma dalam Islam nan mempunyai kekuatan nan sama dengan hadits.

Selain itu, para ustadz nan beranggapan 20 rakaat Tarawih juga mengutip beberapa riwayat nan menyebut bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW juga melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Riwayat-riwayat ini meskipun tidak sekuat hadits Aisyah RA, namun tetap memberikan support terhadap pendapat mereka.

Dari kajian ini, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih didasarkan pada interpretasi nan berbeda terhadap dalil-dalil nan ada. Masing-masing pendapat mempunyai dasar norma nan kuat dan аргументы nan منطقي. Oleh lantaran itu, kita tidak bisa menyatakan bahwa salah satu pendapat lebih betul dari nan lain. nan terpenting adalah kita melaksanakan shalat Tarawih dengan tulus dan penuh keyakinan, serta menghormati perbedaan pandangan nan ada.

Praktik Shalat Tarawih di Berbagai Negara Muslim

Praktik shalat Tarawih di beragam negara Muslim menunjukkan keberagaman dalam penyelenggaraan ibadah ini. Meskipun prinsip dari shalat Tarawih tetap sama, ialah shalat sunnah nan dilaksanakan di bulan Ramadhan, namun terdapat perbedaan dalam jumlah rakaat, bacaan-bacaan shalat, dan tradisi-tradisi nan menyertainya.

Di sebagian besar negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Mesir, dan Suriah, shalat Tarawih umumnya dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, shalat Tarawih dilaksanakan dengan sangat meriah dan dihadiri oleh jutaan umat Islam dari seluruh dunia. Imam-imam masjid membaca ayat-ayat Al-Quran dengan bunyi nan merdu dan penuh penghayatan, sehingga membikin jamaah merasa intens dan terharu.

Di negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, shalat Tarawih juga umumnya dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Namun, terdapat juga sebagian mini umat Islam nan melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat. Di Indonesia, shalat Tarawih seringkali diiringi dengan pidato kepercayaan alias tausiyah nan disampaikan oleh ustadz alias kyai setempat.

Di negara-negara Afrika, seperti Nigeria, Senegal, dan Sudan, praktik shalat Tarawih juga bervariasi. Di sebagian wilayah, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, sementara di wilayah lain dilaksanakan sebanyak 8 rakaat. Di beberapa negara Afrika, shalat Tarawih seringkali diiringi dengan musik tradisional dan tarian-tarian nan религиозный.

Keberagaman praktik shalat Tarawih di beragam negara Muslim menunjukkan bahwa Islam adalah kepercayaan nan elastis dan adaptif terhadap budaya dan tradisi lokal. Meskipun terdapat perbedaan dalam penyelenggaraan ibadah, namun tujuan utama dari shalat Tarawih tetap sama, ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas keimanan.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Khusyuk

Melaksanakan shalat Tarawih dengan intens merupakan kunci untuk mendapatkan faedah dan keberkahan dari ibadah ini. Kekhusyukan dalam shalat dapat dicapai dengan mempersiapkan diri secara bentuk dan mental, serta memahami makna dari setiap aktivitas dan referensi shalat.

Berikut adalah beberapa tips nan dapat membantu Anda melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk:

  • Niatkan ibadah semata-mata lantaran Allah SWT. Niat nan tulus bakal memotivasi kita untuk melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya.
  • Berwudhu dengan sempurna. Wudhu nan sempurna bakal membersihkan diri kita dari hadas mini dan mempersiapkan kita untuk menghadap Allah SWT.
  • Berpakaian nan sopan dan menutup aurat. Pakaian nan sopan bakal membantu kita untuk menjaga kekhusyukan dalam shalat.
  • Pilih tempat shalat nan tenang dan nyaman. Tempat shalat nan tenang bakal membantu kita untuk berkonsentrasi dan menghindari gangguan.
  • Fokuskan pikiran dan hati pada shalat. Hindari memikirkan hal-hal duniawi selama melaksanakan shalat.
  • Pahami makna dari setiap aktivitas dan referensi shalat. Memahami makna dari setiap aktivitas dan referensi shalat bakal membantu kita untuk menghayati ibadah ini.
  • Berdoa dan berdzikir setelah shalat. Berdoa dan berdzikir setelah shalat bakal membantu kita untuk meningkatkan kedekatan kita kepada Allah SWT.
  • Manfaatkan waktu rehat di antara rakaat untuk berdzikir dan berdoa. Waktu rehat di antara rakaat merupakan kesempatan emas untuk berdzikir dan bermohon kepada Allah SWT.
  • Jaga kesehatan dan stamina tubuh. Kesehatan dan stamina tubuh nan baik bakal membantu kita untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan optimal.
  • Bergaul dengan orang-orang nan shalih. Bergaul dengan orang-orang nan shalih bakal memotivasi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.

Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat Tarawih dengan intens dan mendapatkan faedah serta keberkahan nan maksimal dari ibadah ini.

Hikmah di Balik Shalat Tarawih

Shalat Tarawih bukan hanya sekadar ibadah sunnah nan dilaksanakan di bulan Ramadhan, tetapi juga mempunyai hikmah nan mendalam bagi kehidupan kita. Hikmah-hikmah ini dapat kita rasakan jika kita melaksanakan shalat Tarawih dengan tulus dan penuh penghayatan.

Salah satu hikmah dari shalat Tarawih adalah sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa nan melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan lantaran ketaatan dan mengharap pahala dari Allah, maka bakal diampuni dosa-dosanya nan telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Tarawih mempunyai potensi untuk menghapus dosa-dosa kita dan membersihkan hati kita dari noda-noda kemaksiatan.

Selain itu, shalat Tarawih juga dapat meningkatkan kualitas keagamaan kita. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, kita melatih diri untuk selalu mengingat Allah SWT dan menjauhi perbuatan-perbuatan nan dilarang oleh-Nya. Shalat Tarawih juga membantu kita untuk meningkatkan rasa syukur kita atas nikmat-nikmat nan telah diberikan oleh Allah SWT.

Shalat Tarawih juga dapat mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Dengan melaksanakan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid, kita dapat berjumpa dan berinteraksi dengan saudara-saudara seiman kita. Hal ini dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara kita sebagai umat Islam.

Shalat Tarawih juga dapat melatih kesabaran dan kedisiplinan kita. Melaksanakan shalat Tarawih memerlukan kesabaran dan kedisiplinan lantaran kita kudu meluangkan waktu dan tenaga untuk melaksanakan ibadah ini. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, kita melatih diri untuk menjadi pribadi nan lebih sabar dan disiplin dalam segala hal.

Dengan memahami hikmah-hikmah di kembali shalat Tarawih, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih tulus dan penuh penghayatan. Semoga Allah SWT menerima kebaikan ibadah kita dan memberikan kita kekuatan untuk terus meningkatkan kualitas keagamaan kita.

Kesimpulan: Memilih Jumlah Rakaat nan Tepat

Setelah menelusuri beragam pandangan dan dalil mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih, dapat disimpulkan bahwa tidak ada jawaban tunggal nan absolut benar. Perbedaan pendapat ini merupakan rahmat nan memungkinkan umat Islam untuk memilih jumlah rakaat nan sesuai dengan keahlian dan kepercayaan masing-masing.

Jika Anda merasa bisa melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat, maka silakan melakukannya. Namun, jika Anda merasa lebih nyaman dan intens melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat, maka itu juga tidak masalah. nan terpenting adalah melaksanakan shalat Tarawih dengan tulus dan penuh penghayatan, serta berupaya untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dari waktu ke waktu.

Jangan biarkan perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih menjadi sumber perpecahan di antara kita. Sebaliknya, mari kita saling menghormati perbedaan pandangan dan saling menghargai pilihan masing-masing. Mari kita konsentrasi pada prinsip dari shalat Tarawih, ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas keagamaan kita.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan sebaik-baiknya dan menerima kebaikan ibadah kita. Aamiin. (I-2)

Selengkapnya