Pengusaha Bali Teriak Banyak Pesanan Hotel Dibatalkan, Ini Penyebabnya

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku sektor pariwisata di Bali, utamanya di sektor MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions), mulai teriak imbas pemotongan anggaran pemerintah. Salah satu nan paling terkena imbas adalah perhotelan. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengungkapkan, sudah terjadi banyak pembatalan pemesanan atau booking hotel.

"Banyak dibatalkan bookingan rencana rapat-rapat nan ada di daerah, utamanya terhadap visitor MICE. Dan sampai sedikit ekstrem, banyak nan bilang ke saya bakal mengurangi pekerja (PHK) di MICE lantaran meetingnya berkurangan," kata Rai Suryawijaya kepada CNBC Indonesia, Senin (24/2/2025).

Kondisi ini diperparah lantaran nyaris tidak ada konferensi, terutama skala internasional nan digelar di Bali sejak awal tahun 2025 ini.  Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana di awal tahun sudah mulai ada beberapa sub-agenda konvensi besar seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan World Water Forum (WWF).

"Kita mempunyai strategi ketika kehilangan market visitor MICE ini dari pemerintah lantaran efisiensi anggaran, kita sekarang lagi melobi-lobi internasional, melobi event-event itu agar bisa diselenggarakan di Bali khususnya dan di Indonesia," sebut Rai Suryawijaya.

Selain melobi dengan langkah business to business dengan pelaku upaya di luar negeri, pengusaha juga melakukan lobi dengan kalangan pemerintah seperti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) serta maskapai agar lebih banyak menambah penerbangan langsung (direct flight) ke Bali.

Jika tidak, maka sasaran pemerintah untuk mencapai hingga 16 juta visitor bakal susah tercapai. Pasalnya pemotongan anggaran tersebut bakal membikin aktivitas MICE bakal semakin berkurang.

"Dari wisata MICE saja, menurut perspektif saya ya nan 40 tahun bekerja di sektor pariwisata ketika inilah kita kudu mengisi tingkat dunia. Nah ini sangat dilematis. Jadi, sasaran kita ditingkatkan untuk tahun 2025 ini, sasaran pemerintahan pariwisata sasaran kunjungan international tourist datang ke Indonesia kan 16 juta. Jadi Tahun 2024 ditargetkan 14 juta, tapi faktanya mendapat hanya 13,7 juta, ini kan dilematis. Target dinaikkan, anggaran diturunkan," kata Rai Suryawijaya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintah Mau Hemat Anggaran, Pengusaha Hotel "Menjerit"

Next Article Pengusaha Hotel Teriak Anggaran Dipangkas, Minta Belajar dari Jokowi

Selengkapnya