Pengamat: Kehadiran Pramono Di Retret Penyejuk Hubungan Megawati-prabowo Yang Sempat Kritis

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
 Kehadiran Pramono di Retret Penyejuk Hubungan Megawati-Prabowo nan Sempat Kritis Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kanan) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kiri)(Farhan/MI)

PENELITI Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai kehadiran Gubernur Jakarta Pramono Anung di retret kepala daerah sedikit mengurangi hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto. 

Sebelumnya, PDIP sempat memberikan perlawanan setelah KPK menahan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Megawati kemudian mengeluarkan petunjuk kepada kepala wilayah dari PDIP untuk menunda keberangkatan ke retret di Akmil Magelang. 

"Saya kira bisa menjadi "penyejuk" nan semula bisa dikatakan ada "ketegangan"," kata Lili kepada Media Indonesia, Senin (24/2).

Lili menilai kehadiran Gubernur Jakarta Pramono Anung di retret kepala wilayah bukan melanggar petunjuk partai. Menurutnya, Pramono telah berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenai retret tersebut. 

"Mereka datang kan seperti dikatakan oleh Gubernur Jakarta sudah komunikasi dengan Ibu Megawati. Jadi, saya kira bukan pembakangan, lantaran mereka datang sudah memberi tahu Ibu Megawati," katanya.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus peneliti Populi Center Usep S Ahyar menilai keputusan datang di retret menunjukkan kematangan Pramono dalam berpolitik. Ia menilai selama ini memang Pramono menjadi jembatan alias duta perdamaian dari kubu PDIP. 

"Saya kira ini menunjukkan Mas Pramono ini matang dalam berpolitik. Dia juga menunjukkan selama ini menjadi perwakilan nan dikirim PDIP. Seperti di Pilkada Jakarta lampau itu, Pramono kan bisa di dua sisi. Di sisi pemerintahan alias Jokowi saat itu dan Megawati," katanya.

Usep juga menilai kehadiran Pramono di retret juga bisa dilihat melunaknya PDIP. Ia menilai PDIP mungkin berpikir bahwa argumen penundaan mengikuti retret merupakan sikap nan emosional.

"Saya kira argumen petunjuk Megawati itu dilihat emosional dan itu tidak strategis. PDIP kemudian menangkap penilaian dari publik tersebut," katanya. (H-4)

Selengkapnya