ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Depok bakal melakukan pengambilan sampling untuk mengetahui pencemaran TPA Cipayung. Nantinya, Pemkot Depok bakal melakukan pembenahan TPA dan penanganan persoalan sampah di Kota Depok.
Pelaksana Harian Wali Kota Depok, Candra Rahmansyah mengatakan, peninjauannya ke TPA Cipayung untuk memandang timbunan sampah dan armada nan digunakan sebagai pengangkutan sampah. Diketahui sejak 2014 TPA Cipayung sudah dinilai tidak layak berasas kajian dari Universitas Indonesia.
"TPA ini juga rupanya terjadi longsoran nan mencemari kali Pesanggrahan," ujar Candra kepada Liputan6.com, Senin (24/2/2025).
Untuk mengetahui tingkat pencemaran, Pemerintah Kota Depok bakal melakukan pengambilan info sampling. Adapun sampling nan diambil mulai dari titik sebelum longsoran maupun setelah longsoran.
"Itu untuk mengetahui seberapa besar kerusakan lingkungan oleh pencemaran nan terjadi akibat longsoran sampah tersebut," jelas Candra.
Nantinya hasil dari uji sampling bakal dilakukan sejumlah langkah Pemerintah Kota Depok untuk mengatasi dan mitigasi masalah lainnya. Rencananya, pengelolaan sampah di TPA Cipayung bakal menggunakan teknologi RDF berkapasitas 300 ton per hari.
"Sekarang lagi proses di PUPR nya nan mana kelak juga mudah-mudahan di akhir tahun pembangunan sudah bisa selesai," terang Candra.
Pemerintah Kota Depok bakal membikin konsep pengelolaan sampah nan tepat dan sesuai karakter sampah di Kota Depok. Diketahui kebanyakan sampah Kota Depok merupakan sampah organik.
"Selain itu di luar masalah tadi kan pencemarannya itu air lindinya, rupanya pencemarannya ke sungai," ucap Candra.
Pemerintah Kota Depok turut memikirkan penanganan gas metan nan dihasilkan dari timbulan sampah. Dapat dilihat di TPA Cipayung, timbunan sampah layaknya gunung, mengandung gas metan nan cukup tinggi.
"Ini merupakan langkah-langkah pencegahan nan bakal kita lakukan guna masa depan lingkungan nan berkelanjutan," ungkap Candra.