ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal niaga nan beraksi di Indonesia didominasi produk impor misalnya dari China, Jepang, dan Korea. Wakil Ketua Umum II Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Darmadi GO menyebut kapal buatan dalam negeri relatif lebih mahal dibanding nan impor, selain itu waktu produksi relatif lebih lama, lantaran minimnya support industri komponen dan penunjang.
"Ini nan bapak paparkan kan saya nggak lihat ada kapal niaga. Kita konsen problem-problem nan dialami pemilik kapal niaga, kenapa sih apa gimana agar mereka bisa bangun dalam negeri. Ini PR kita, kapal niaga ini cukup jika mereka beli second hand biasa," ungkap Darmadi di Indonesia Maritime Talk 2025 di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025).
"ini kita sorong bangun dalam negeri ini tujuan saya. Ini masalah-masalah nan dialami kita cari jalan keluar ini gimana kita tarik bangun dalam negeri ini kita cari solusinya," lanjutnya.
Mendengar perihal itu, Direktur Eksekutif Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Ikhsan Mahyudin justru tidak menjawab apa nan disampaikan Darmadi. Ikhsan hanya bilang bahwa industri galangan kapal tengah tertekan lantaran pengenaan PPN pada bahan baku. Hal ini nan menyebabkan tingginya biaya produksi.
"Kita beli peralatan pakai PPN, itu jadi cost, kemudian saya beli plat, itu ada cost masuknya. Ada nomor sekitar 3.400 kapal ikan, kapal niaga. saya sebut, itu nilainya Rp 150 triliun per tahun, berapa dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi? 85% dikuasai 3 negara (China, Jepang, Korea) tadi. kita mau berapa? per 1% nya itu US$ 1 miliar jika kita mau ambil 20% itu artinya sekitar Rp 320 triliun tambah Rp 150 triliun dari dalam negeri Rp sudah 470 triliun," bebernya.
Jawaban Ikhsan tidak bisa memuaskan Darmadi. Darmadi minta Ikhsan konsentrasi saja untuk memberikan penjelasan kenapa tidak bisa memproduksi kapal niaga dimana swasta banyak sekali kebutuhannya.
"Kita telaah aja problem-problem agar bisa dibangun dalam negeri, semua kapal 2,5 tahun sebenarnya. Ini banyak kapal nan belum bisa dok kapasitasnya hanya 3 ini. Saya konsen kapal-kapal niaga ini bisa dok dalam negeri dan bisa bangun dalam negeri," serunya.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pertamina Geothermal Energy Dapat Penghargaan PROPER Ke-14 Kali
Next Article Dominasi China Makin Ngeri, AS Siapkan Serangan 'Mematikan' Terbaru