Bintang Film Pengepungan Di Bukit Duri Banyak Lakukan Riset

Cuplikan segmen dari movie Pengepungan di Bukit Duri(imdb)

PARA bintang film Pengepungan di Bukit Duri, ialah Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan Satine Zaneta mengaku banyak melakukan riset tentang negara sendiri sejak berkedudukan di movie garapan Joko Anwar tersebut.

"Di terakhir, saya merasa, wah gila, rupanya saya jadi makin pinter gara-gara main movie ini. Banyak nan saya baca, sebelumnya saya belum baca, literasi-literasi nan saya kudu riset untuk karakter tersebut," kata Omara, dikutip Selasa (25/2).

Film Pengepungan di Bukit Duri tidak hanya menyajikan cerita nan kuat, tetapi juga mendorong para pemain untuk melakukan riset
mendalam demi memahami isu-isu sosial nan diangkat.

Alih-alih menghadapi kesulitan berarti, Omara dan kawan-kawan mengaku proses syuting melangkah begitu mulus, berkah tuntunan Joko Anwar dalam membantu mereka mendalami karakter masing-masing.

Berdiskusi tentang isu-isu nan tengah terjadi di Indonesia, utamanya perihal sosial dan politik, juga menjadi ritual rutin para pemain berbareng sang sutradara selama proses pembuatan film.

"Dari segi tema sebetulnya ini berat banget," ujar Morgan.

"Tapi semuanya berasa sangat ringan, lantaran reading berbareng abang Joko dan teman-temanku ini adalah ngobrol, kita ngobrol, obrolan panjang
tentang budaya, tentang politik, tentang kekerasan, itu nan akhirnya memang betul-betul dicari dan digali lebih dalam pada saat proses," tambahnya.

Diskusi nan melibatkan topik-topik berat, utamanya perihal keadilan sosial hingga dan kekerasan memberi para aktor pemahaman lebih dalam tentang latar belakang sosial dan politik karakter mereka masing-masing.

"Wah banyak banget (topik diskusi), ini fun fact, ada satu masa ketika kita lagi reading, kita ngomongin Pancasila, etimologinya, asal-usulnya, dan seterusnya," ungkap Omara.

Adapun movie Pengepungan di Bukit Duri mengisahkan Edwin (Morgan Oey), seorang laki-laki nan memegang janji terakhir kakaknya sebelum meninggal, ialah untuk menemukan keponakannya nan hilang.

Pencariannya membawa Edwin ke SMA Duri, sebuah sekolah unik bagi anak-anak bermasalah nan terkenal dengan murid-muridnya nan penuh kekerasan dan tak terkendali.

Demi menyelidiki keberadaan sang keponakan, Edwin menyamar sebagai pembimbing di sekolah tersebut.

Namun, tugasnya menjadi lebih susah ketika dia kudu menghadapi siswa-siswa nan tidak segan bertindak brutal. Ketika akhirnya Edwin menemukan keponakannya, keadaan justru semakin kacau.

Kerusuhan besar pecah di seluruh kota, membikin mereka terjebak di dalam sekolah nan berubah menjadi medan pertempuran.

Kini, Edwin dan keponakannya kudu memperkuat hidup di tengah kepungan anak-anak nan sekarang menjelma menjadi ancaman mematikan. 

Film thriller-aksi Pengepungan di Bukit Duri bakal tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada 17 April 2025. (Ant/Z-1)