X Alami Gangguan Besar, Elon Musk Duga Serangan Siber Dari Ukraina

Sedang Trending 15 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
X Alami Gangguan Besar, Elon Musk Duga Serangan Siber dari Ukraina Platform media sosial X milik Elon Musk mengalami gangguan besar pada Senin pagi, nan menurut Musk disebabkan serangan siber dengan alamat IP dari Ukraina.(Media Sosial X)

MEDIA sosial X milik Elon Musk mengalami gelombang gangguan pada Senin pagi, nan menurut miliarder tersebut disebabkan serangan siber dengan alamat IP nan berasal dari Ukraina.

“Kami tidak percaya apa nan sebenarnya terjadi,” kata Musk dalam wawancara dengan Fox Business pada Senin sore. “Tapi ada serangan siber besar-besaran nan mencoba melumpuhkan sistem X, dengan alamat IP nan berasal dari wilayah Ukraina.”

Musk tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai asal serangan tersebut, termasuk apakah dia percaya ada keterkaitan dengan pemerintah Ukraina. Peretas sering kali menggunakan teknik untuk menyamarkan alamat IP agar seolah-olah serangan berasal dari letak tertentu, sehingga asal sebenarnya dari lampau lintas internet bisa saja berbeda.

Menurut situs pemantauan gangguan DownDetector, masalah mulai muncul sekitar pukul 06.00 ET, dengan 20.538 pengguna melaporkan adanya gangguan. Masalah sempat mereda sebelum meningkat lagi, dengan nyaris 40.000 pengguna melaporkan gangguan pada pukul 10.00. Laporan gangguan di DownDetector mulai menurun sekitar pukul 14.00 ET dan berangsur-angsur membaik sepanjang sore.

Banyak pengguna di DownDetector melaporkan platform tidak dapat dimuat, dan gangguan ini tampaknya berkarakter global, menurut situs DownDetector di beragam negara. Dalam wawancara dengan Fox Business nan ditayangkan pukul 16.00 ET, Musk mengatakan platform sudah kembali berfungsi.

Perlu dicatat  data dari DownDetector berkarakter laporan mandiri, sehingga tidak selalu mencerminkan skala gangguan secara keseluruhan. 

Musk menulis di X pada Senin siang bahwa dia percaya “ada golongan besar nan terkoordinasi dan/atau negara nan terlibat” dalam serangan ini. Namun, motivasi di kembali serangan tersebut belum dikonfirmasi. Musk juga membalas “Ya” pada sebuah unggahan di X nan menyatakan bahwa ada pihak nan mencoba membungkam dirinya dan platformnya, meskipun belum ada rincian lebih lanjut mengenai penyebab gangguan tersebut.

CEO penyedia jasa keamanan siber CyberSheath, Eric Noonan, mengatakan kepada CNN bahwa tetap terlalu awal untuk menyimpulkan apakah gangguan ini betul-betul disebabkan oleh serangan siber.

“Salah satu perihal nan kudu selalu disikapi dengan skeptis adalah pernyataan nan dibuat dalam waktu singkat setelah alias apalagi saat serangan sedang berlangsung,” kata Noonan.

Musk sendiri mempunyai sejarah mengaitkan gangguan teknis dengan serangan siber. Saat percakapannya dengan Donald Trump di X mengalami keterlambatan 42 menit pada Agustus 2024, dia mengatakan ada kemungkinan terjadi serangan.

“Mengingat pentingnya percakapan ini, tentu saja ada kemungkinan 100% terjadi serangan DDOS,” tulis Musk di X saat itu. DDOS alias “distributed denial-of-service” adalah serangan nan membanjiri server dengan lampau lintas tiruan untuk menyebabkan gangguan layanan. Namun, pengumuman pencalonan presiden Gubernur Florida Ron DeSantis di X pada 2023 juga mengalami masalah teknis tanpa indikasi serangan siber.

Menurut Noonan, serangan ransomware lebih umum terjadi dibandingkan DDOS dalam beberapa tahun terakhir lantaran mempunyai motif finansial. Sementara itu, DDOS biasanya digunakan untuk menyebabkan gangguan, nan membikin identifikasi sumber serangan menjadi lebih sulit.

Sejak mengakuisisi X (sebelumnya Twitter) pada 2022, Musk telah menerapkan pemotongan besar-besaran dan perubahan signifikan di perusahaan tersebut. Ia segera memecat para pelaksana puncak, dan dalam beberapa hari setelah akuisisi, memberhentikan 3.500 tenaga kerja alias sekitar separuh dari tenaga kerja X. Secara total, dia telah memangkas 80% staf dan mewajibkan tenaga kerja nan tersisa untuk kembali bekerja dari instansi penuh waktu.

Sejak diambil alih oleh Musk, X telah mengalami beragam gangguan dan masalah teknis.

Hari nan susah juga dialami oleh upaya lain milik Musk. Saham Tesla turun 15% pada Senin, menghapus semua kenaikan nan diperoleh sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden pada November 2024. (CNN/Z-2)

Selengkapnya