ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan tuduhan keras terhadap Irlandia atas dugaan pencaplokan industri farmasi AS. Pernyataan ini memberikan pukulan bagi Perdana Menteri Irlandia, Micheál Martin, nan mengunjungi Gedung Putih dalam rangka seremoni Hari St. Patrick.
Trump menuduh Irlandia telah mencuri industri farmasi Amerika serta pendapatan pajak nan semestinya masuk ke kas negara. Dalam pernyataannya kepada wartawan di Oval Office, dia menyebut kebijakan pajak rendah Irlandia sebagai salah satu aspek utama nan menarik perusahaan-perusahaan besar AS, termasuk Pfizer, Boston Scientific, dan Eli Lilly, untuk beraksi di sana.
"Orang Irlandia itu pintar, sangat pintar," kata Trump. "Mereka mengambil perusahaan farmasi kami dan perusahaan lain... Pulau mini dengan lima juta masyarakat ini menguasai seluruh industri farmasi AS," tuturnya, dilansir The Guardian, Kamis (13/3/2025).
Meskipun menegaskan tidak mau memberikan balasan berat terhadap Irlandia, Trump mengatakan bahwa dia berkeinginan untuk "merebut kembali" kekayaan negaranya dan memperkirakan bahwa upaya ini bakal menjadi pertempuran nan mudah dengan Uni Eropa.
"Saya pikir orang Irlandia menyukai Trump. Kami memenangkan bunyi mereka dalam jumlah besar. Saya telah mengamankan support mereka, selain jika saya melakukan sesuatu nan sangat bodoh, seperti menguras negara mereka dari seluruh perusahaan mereka nan luar biasa. Mungkin saat itu saya bakal kehilangan bunyi orang Irlandia," ujar Trump.
Selain menyoroti kebijakan pajak Irlandia, Trump juga mengkritik Uni Eropa secara luas. Ia menuduh UE telah "didirikan untuk mengeksploitasi Amerika Serikat" dan bahwa presiden-presiden AS sebelumnya telah kehilangan segmen besar ekonomi AS kepada Eropa.
"Kita mempunyai masalah dengan Uni Eropa. Mereka tidak mau menerima produk pertanian kita. Mereka tidak membeli mobil kita. Sementara kita menerima jutaan mobil dari mereka, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, dan semuanya. Kita menerima jutaan mobil."
Trump juga mengungkit kembali kasus pajak Apple, di mana Uni Eropa memaksa perusahaan raksasa teknologi itu bayar 13 miliar euro alias sekitar Rp228 triliun pajak kepada Irlandia.
"Apple telah diperlakukan dengan sangat buruk... Itu tidak adil," katanya.
Menanggapi kritik tersebut, Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin berupaya menunjukkan bahwa Irlandia sebenarnya telah menentang keputusan pajak UE terhadap Apple dalam upaya mempertahankan perusahaan teknologi besar AS seperti Intel, Microsoft, dan Google nan berbasis di Dublin.
Ia juga menekankan bahwa perusahaan-perusahaan Irlandia seperti Ryanair dan AerCap membeli lebih banyak pesawat Boeing buatan AS daripada siapapun di dunia.
Trump, nan tampaknya terkesan dengan argumen Martin, mengalihkan kesalahannya ke Uni Eropa, bukan kepada Irlandia. "Saya tidak menyalahkan Anda. Saya menyalahkan Uni Eropa. Uni Eropa telah mengejar perusahaan-perusahaan kita."
Namun, Trump menegaskan bahwa meskipun dia tidak mau "menyakiti Irlandia", dia mau keadilan bagi Amerika Serikat. "Saya mau memandang Amerika Serikat tidak lagi bertindak tolol selama bertahun-tahun, bukan hanya dengan Irlandia, tetapi dengan semua pihak."
Setelah pernyataan panjang di depan pers, pertemuan bilateral antara Trump dan Martin berjalan singkat, hanya sekitar 10 menit. Hal ini menggarisbawahi gimana Trump lebih memprioritaskan pertemuan nan dapat disiarkan kepada publik dibandingkan dengan obrolan kebijakan secara tertutup.
Sementara itu, ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa semakin meningkat. Uni Eropa telah mengumumkan rencana jawaban terhadap peralatan impor AS senilai hingga 26 miliar euro setelah Washington memberlakukan tarif 25% pada impor baja dan aluminium global.
Seorang pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa negosiasi dengan AS saat ini tidak bakal memberikan hasil nan berarti. "Ini seperti menegosiasikan penghapusan ikan busuk dari meja. Setelah sukses dihilangkan, kita tidak bisa menyebut itu sebagai pencapaian besar."
Pejabat itu menambahkan bahwa nan diharapkan dari negosiasi adalah obrolan produktif untuk menciptakan nilai dalam hubungan perdagangan transatlantik, bukan sekadar berdebat tentang tarif nan sudah diberlakukan.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Uni Eropa Balas Dendam Kenakan Tarif ke AS, Nilainya Fantastis
Next Article Komentar Jokowi Usai Trump Terpilih Sebagai Presiden AS, Simak!