ARTICLE AD BOX
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/3425169/original/031428400_1618045396-Aksi_di_Udara_7.jpg)
Bola.com, Kediri - Sangat tepat jika Patrick Kluivert memanggil Septian Satria Bagaskara ke Timnas Indonesia untuk tampil di lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Jika striker Dewa United FC tak dicoret dan bisa merumput melawan Timnas Australia dan Timnas Bahrain pada 20 dan 25 Maret nanti, maka Septian Bagaskara bisa jadi solusi untuk duel bola-bola udara.
Posturnya nan jangkung dengan tinggi 1,83 meter, Bagaskara bisa diadu dengan bek The Socceroos nan juga menjulang.
"Sejak tetap di SSB Triple S, Bagas pemain paling tinggi. Makanya saya sering memberi latihan unik gimana langkah meloncat dan menyundul bola pada momentum tepat. Dan, dia sudah menjalankan dengan benar," kata Bambang Drajad.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berotot
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/4552132/original/093096700_1692976257-20230825204511_2R8A9684.JPG)
Apalagi, lanjut mantan personil Timnas Garuda era 1990-an ini, lajang original Kediri ini juga punya badan dan otot cukup kekar.
"Tubuhnya tak hanya tinggi, tapi juga berotot. Jadi untuk adu badan pun Bagas sudah siap. Tergantung dia punya keberanian apa tidak untuk berbenturan dengan musuh nan juga kekar," ujarnya.
Kelebihan Bagaskara lainnya, kata Bambang Drajad adalah aktivitas dorongan bola sigap dan langsung menendang keras.
"Bagas tak suka menggiring bola. Dia tak banyak gerak, Bagas suka mendorong bola sekali alias dua kali, lampau dieksekusi dengan keras. Gerakan eksplosif ini nan sangat berbahaya," ungkapnya.
Sudah Matang
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5159197/original/070348300_1741692888-Timnas_Indonesia_-_Patrick_Kluivert_Didampingi_Ole_Romeny_dan_Septian_Bagaskara_copy.jpg)
Namun Bambang Drajad mengawasi mantan anak didiknya itu sudah mencapai kematangan. Baik dari sisi fisik, mental, dan langkah bermain.
"Ketika usianya menginjak 25 tahun, dan sekarang sudah 27, saya lihat Bagas sangat matang. Emosinya sudah terkontrol. Mentalnya menghadapi musuh nan bertubuh besar juga siap. Dia main bola efektif. Tanpa banyak bergerak, tapi sekali dapat bola diarahkan ke gawang," ucapnya.
Pesat
Perkembangan Bagaskara ini menurut ASN di Pemkab Kediri jauh berbeda dari beberapa tahun silam.
"Dulu Bagas pergerakannya sering mubazir. Dia banyak belajar dari pengalaman di Liga 1. Seorang striker memang tak perlu banyak gerak, tapi sekali mobilitas kudu membahayakan gawang lawan," jelasnya.
Tapi Bambang Drajad mengingatkan Bagaskara jika bermain di klub berbeda dengan Timnas Indonesia.
"Di klub tiap hari dia berjumpa dan komunikasi dengan rekannya. Sehingga tiap pemain saling tahu bola-bola nan disukainya. Tapi di Timnas, Bagas debutan. Jadi dia nan kudu proaktif dengan pemain lainnya," paparnya.