Perusahaan Terafiliasi Israel Dekati Komunitas Muslim Di Ramadan

Sedang Trending 16 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Sejumlah perusahaan multinasional, nan masuk dalam daftar boikot, kembali melakukan strategi pendekatan kepada organisasi muslim selama Ramadan. Mereka menawarkan beragam diskon, mensponsori aktivitas keislaman, dan mengadakan buka puasa berbareng dengan umat Islam.

Langkah ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya saat serangan Israel terhadap Palestina di jalur Gaza berlangsung. Saat itu, para perusahaan ini aktif berdonasi untuk Palestina melalui organisasi filantropi Islam serta berupaya menepis keterkaitan upaya mereka dengan Israel.

Dalam dua tahun terakhir, produsen market leader air minum dalam bungkusan pun menyalurkan biaya ratusan juta rupiah untuk penduduk Palestina melalui lembaga filantropi Islam. Produsen AMDK multinasional ini juga menjadi sponsor aktivitas keagamaan selama Ramadan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal serupa juga dilakukan oleh salah satu perusahaan FMCG multinasional nan berbasis di London. Pada awal 2024, perusahaan ini mengalokasikan support sebesar Rp 1,5 miliar untuk Palestina.

Selain itu, salah satu perusahaan makanan sigap saji Amerika juga menyumbangkan jumlah nan sama, serta menyediakan kode QR unik bagi pengguna nan mau berdonasi untuk rakyat Palestina.

Namun, ketiga perusahaan ini, berbareng tujuh merek lainnya, termasuk dalam daftar nan direkomendasikan untuk diboikot oleh Yayasan Konsumen Muslim Indonesia.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menegaskan seruan solidaritas bagi Palestina serta rayuan untuk memboikot produk-produk nan terafiliasi dengan Israel selama Ramadan.

MUI menilai meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza pada awal 2025, situasi tetap jauh dari kata damai.

"Hingga saat ini, selalu saja ada upaya-upaya dari pihak Israel untuk mengingkari perjanjian gencatan senjata dan memblokade support kemanusiaan ke Jalur Gaza," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).

Hal ini disampaikannya dalam aktivitas 'Taujihat Palestina: Membasuh Luka Palestina 2025' di Jakarta, Rabu (5/3).

"Karena itu, boikot tetap sangat relevan untuk menekan Israel," imbuhnya.

Prof. Sudarnoto menegaskan MUI menghargai upaya kemanusiaan nan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Namun, MUI juga meminta agar mereka tidak menjalin hubungan jual beli dengan Israel dalam corak apa pun.

"Kami katakan, jangan juga tetap memberikan support kepada Israel, misalnya dengan melakukan perdagangan dengan Israel. Jadi, ini kamuflase nan kudu dihindari," ucap Prof. Sudarnoto.

"Jika memang mendukung Palestina, kudu secara genuine tidak melakukan hubungan upaya dengan Israel dalam corak apa pun," sambungnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan boikot merupakan tanggungjawab bagi umat Islam sebagaimana termaktub dalam Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023.

"Fatwa itu menegaskan haram hukumnya mengonsumsi, membeli, dan mempunyai produk-produk Israel dan nan terafiliasi dengan Israel," kata Prof. Sudarnoto.

"Fatwa ini kudu dikawal, dan MUI tidak pernah mencabutnya," pungkasnya.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Selengkapnya