ARTICLE AD BOX

PEMKOT Denpasar menggelar Rembuk Stunting guna mewujudkan komitmen dalam pencegahan stunting untuk menuju SDM (sumber daya manusia) nan berkualitas. Kegiatan nan dihadiri dari lembaga mengenai itu dibuka Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Kamis (13/3).
Wali Kota Jaya Negara mengatakan, nomor prevalensi stunting Kota Denpasar menunjukkan tren perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari 9 persen pada 2021, sukses ditekan menjadi 5,5 persen pada 2022 daan 2023, dan selanjutnya bisa ditekan lagi menjadi 4 persen pada 2024. Dan posisi hingga saat ini tahun 2025 menjadi 1,9 persen.
Menurut Jaya Negara, beragam upaya terus ditingkatkan dengan lebih bekerja keras untuk menurunkan nomor stunting ke depannya di Kota Denpasar. Untuk itu Pemerintah kota denpasar berkomitmen untuk terus memperkuat program percepatan penurunan stunting melalui beragam intervensi, baik nan berkarakter spesifik maupun sensitif.
Salah satu strategi utamanya adalah penyelenggaraan delapan tindakan konvergensi untuk percepatan penurunan stunting, nan melibatkan beragam perangkat wilayah serta pemangku kepentingan lainnya nan tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting dari tingkat kota, kecamatan dan desa.
Jaya Negara menekankan untuk memastikan bahwa setiap intervensi nan dilakukan betul-betul tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan nomor stunting, melalui sistem manajemen info sehingga tersedia info nan akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses tentang family nan berisiko stunting.
“Saya harapkan melalui rembuk stunting ini, kita dapat menghasilkan kesepakatan berbareng mengenai langkah-langkah strategis pencegahan dan penurunan stunting nan bakal diintegrasikan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) perangkat wilayah tahun 2026. Dengan sinergi nan kuat antara pemerintah, lembaga non pemeritah, masyarakat, dan sektor swasta, saya percaya sasaran penurunan stunting nan kita harapkan dapat tercapai,” ujarnya.
Kepala Bappeda Kota Denpasar, I Putu Wisnu Kusuma Wijaya mengatakan, melalui rembug stunting diharapkan dapat menyepakati rencana aktivitas intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2025 nan bakal dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
“Melalui penyelenggaraan program dan aktivitas ini diharapkan sasaran parameter pembangunan bagian kesehatan ialah menurunkan prevalensi stunting pada balita usia 0-59 bulan dapat tercapai, sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia nan sehat, pandai dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar,” ujarnya. (H-2)