Pemerintah Gelar Program Belanja Lebaran Untuk Ungkit Daya Beli

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Pemerintah Gelar Program Belanja Lebaran untuk Ungkit Daya Beli Pengunjung memandang peralatan nan dijual di salah satu gerai fesyen di pusat perbelanjaan Kuningan City, Jakarta.(ANTARA/Fauzan)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis program-program nan diluncurkan dalam momentum Lebaran tahun ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal ini disampaikannya usai mendampingi Presiden berjumpa dengan rektor perguruan tinggi tingkat nasional di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/3) malam, menanggapi kekhawatiran mengenai kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam dua bulan pertama 2025.

"Nanti kita bakal lihat juga program nan bakal diluncurkan dalam tahapan Lebaran ini. Mudah-mudahan bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat dan mendorong konsumsi, kemudian juga kita berambisi ekspor berjalan," katanya.

Airlangga menegaskan, kondisi APBN Januari-Februari 2025 telah dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada publik dan tetap dalam tahap perkembangan awal.

Dalam upaya meningkatkan daya beli, kata Airlangga, pemerintah bakal meluncurkan beragam program, termasuk di sektor ritel dan shopping online.

"Besok kita luncurkan di ritel, shopping online juga. Dengan keluarnya tunjangan hari raya dan bingkisan hari raya, diharapkan daya beli bisa terdongkrak," kata Airlangga.

Selain itu, kebijakan lain seperti penurunan nilai tiket pesawat sebesar 13%-14% serta potongan nilai tarif tol hingga 10% pada hari-hari tertentu juga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi.

Terkait sasaran pertumbuhan ekonomi, Airlangga tetap optimistis bisa berada dalam kisaran nan telah ditetapkan.

"Masih dalam range, tetap optimistis. Defisit juga tetap di nomor 3%, dan rasio utang di bawah 40%," ujarnya.

Ia juga mengatakan, dibandingkan dengan negara lain, Indonesia tetap dalam posisi nan lebih baik.

Dengan beragam stimulus ekonomi nan dijalankan selama periode Lebaran, pemerintah berambisi dapat menjaga stabilitas ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya melaporkan APBN per 28 Februari 2025 mengalami defisit Rp31,2 triliun alias 0,13% dari PDB. Defisit ini tetap dalam sasaran APBN 2025 nan ditetapkan sebesar Rp616,2 triliun alias 2,53% dari PDB.

Pendapatan negara mencapai Rp316,9 triliun (10,5% dari target), dengan penerimaan perpajakan sebesar Rp240,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp76,4 triliun. Sementara itu, shopping negara mencapai Rp348,1 triliun (9,6% dari target), terdiri atas shopping pemerintah pusat Rp211,5 triliun dan transfer ke wilayah Rp136,6 triliun.

Keseimbangan primer tercatat surplus Rp48,1 triliun, menandakan keahlian negara dalam mengelola utang. Namun, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp220,1 triliun alias 35,7% dari target, nan menurut Sri Mulyani terjadi lantaran strategi front loading dalam penarikan pembiayaan di awal tahun.

Sri Mulyani juga menjelaskan laporan APBN baru disampaikan setelah penundaan sebulan untuk memastikan stabilitas info dan menghindari kesalahpahaman dalam interpretasi. (Ant/E-1)

Selengkapnya