Pemerintah Bayar Bunga Utang Rp79,3 T Di Awal 2025

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah hingga akhir Februari 2025 mencatatkan surplus keseimbangan primer (primary balance) sebesar Rp 48,1 triliun, tatkala keseluruhan fiskal (overall balance) menyentuh defisit Rp 31,2 triliun.

Defisit keseluruhan APBN itu sendiri disebabkan total penerimaan negara nan hanya sebesar Rp 316,9 triliun, sedangkan shopping negara lebih besar ialah Rp 348,1 triliun.

Adapun keseimbangan primer itu merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi shopping negara, di luar pembayaran kembang utang, merujuk arti nan termuat dalam kitab Postur APBN Indonesia, keluaran Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu.

Dengan mempertimbangkan catatan itu, maka bisa diperkirakan pemerintah selama dua bulan pada awal tahun ini telah membayarkan kembang utang sebesar Rp 79,3 triliun, dari total anggaran untuk pembayaran kembang utang dalam APBN 2025 sekitar Rp 552,85 triliun, merujuk arsip Nota Keuangan 2025.

Sebagai catatan, perkiraan pembayaran kembang utang ini belum dikonfirmasi oleh Kementerian Keuangan. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto dan Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Riko Amir enggan merespons mengenai perihal ini ketika dikonfirmasi.

Meski demikian, sejumlah ahli ekonomi menganggap, surplusnya keseimbangan primer tatkala overall balance mengalami defisit nan lebar menandakan pembayaran kembang utang pemerintah pada dua bulan awal tahun ini cukup besar.

"Menunjukkan bahwa komponen pembayaran kembang utang itu relatif besar, sehingga ketika dimasukkan ke dalam penghitungan neraca APBN kondisi nan tadinya surplus dalam keseimbangan primer akhirnya berubah menjadi defisit," kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet, Jumat (14/3/2025).

Yusuf berujar, catatan ini juga tetap selaras dengan proyeksi jatuh tempo utang nan relatif besar, terutama dalam 5 tahun ke depan, sehingga bakal berimplikasi terhadap komponen shopping kembang utang nan mengalami peningkatan pada tahun ini dan tahun-tahun setelahnya sampai dengan 2029.

Ekonom senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga menegaskan, surplusnya keseimbangan primer takala keseluruhan fiskal pemerintah mengalami defisit menunjukkan shopping negara non kembang utang tetap sangat minim. "Sehingga biaya kembang mengambil porsi besar dalam shopping negara," tegasnya.

Ia menduga, shopping non kembang nan minim tersebut disebabkan oleh efisiensi shopping pemerintah ataupun inefektivitas pemerintah nan jelek akibat kabinet besar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Bisa disebabkan oleh efisiensi alias inefektivitas pemerintah nan buruk, akibat kabinet besar nan di dalamnya banyak kementerian dan sosok baru nan tetap dalam proses penyesuaian," tegas Wijayanto.

Analis Senior dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan, sebetulnya dengan surplusnya keseimbangan primer itu menandakan pemerintah tetap bisa membiayai operasionalnya, di luar tanggungjawab pembayaran kembang utang, meskipun pendapatan negara pada dua bulan awal tahun ini hanya senilai Rp 316,9 triliun, turun 20,82% dibanding periode nan sama pada tahun lampau sebesar Rp 400,36 triliun.

"Jadi shopping negara juga belum terlalu besar realisasinya, sehingga keseimbangan primernya tetap tergolong sehat," ujar Ronny.

Kondisi ini kata Ronny juga bisa dipahami membikin sejumlah lembaga pemeringkat mempertahankan ranking surat utang Indonesia terus stabil. Misalnya Fitch mempertahankan credit rating Indonesia di level BBB outlook sable, S&P juga BBB dengan outlook stable, dan Moody's Baa2 dengan outlook stable.

"Jadi, memang terjadi kontraksi dalam penerimaan negara lantaran beberapa sebab, tapi lantaran di awal tahun shopping negara juga belum terlalu besar, sehingga keseimbangan primer condong tetap positif, artinya dari sisi keahlian kita bayar utang juga tetap terbilang sehat sehingga Fitch Rating memberi rating surat utang kita tetap stay," tuturnya.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Tekor Awal Tahun, Masyarakat Butuh Transparansi

Next Article APBN Prabowo Terbatas, 45% Setoran Negara Cuma Buat Bayar Utang!

Selengkapnya