Panjangnya Rantai Distribusi Dituding Jadi Penyebab Tingginya Harga Minyakita

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Panjangnya Rantai DIstribusi Dituding Jadi Penyebab Tingginya Harga Minyakita ilustrasi(Antara Foto)

RANTAI pengedaran nan panjang dituding menjadi penyebab tingginya nilai minyak goreng merek Minyakita. Hal itu juga nan membikin para pedagang menjual Minyakita di atas nilai satuan tertinggi (HET).

“Jadi memang sesuai ketentuan, nilai satuan tertinggi Minyakita itu ditetapkan Rp 15.700. Tapi di lapangan ditemukan pedagang nan menjual di atas nilai satuan tertinggi. Ada nan Rp 16 ribu, ada nan Rp 17 ribu,” tutur Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Iing Daiman, Rabu (12/3). 

Tingginya nilai minyak goreng merek Minyakita, lanjut Iing, diantaranya disebabkan permintaan nan cukup tinggi di bulan Ramadan ini sementara pihaknya mendapatkan laporan bahwa suplainya juga agak berkurang. “Selain itu rantai distribusinya juga terlalu panjang,” tutur Iing. 

Sebenarnya Iing berharap, pedagang saat menjual ke konsumen jangan terlalu banyak mengambil untung. Namun memang, Iing pun mengakui di masing-masing titik rantai pengedaran mereka mengambil keuntungan. 

Dalam waktu dekat, kata dia, Pemkot Cirebon berbareng dengan TPID dan Satgas Pangan tengah menyusun agenda monitoring ke lapangan untuk mendapatkan info kesiapan Minyakita di lapangan. “Hingga sekarang kita belum mendapatkan indikasi penimbunan di Kota Cirebon,” tutur Iing. 

Selanjutnya untuk menjaga inflasi dan daya beli masyarakat, dalam waktu dekat Pemkot Cirebon melalui DKUKMPP bakal melakukan operasi pasar bersubsidi (Opadi). Opadi bakal digelar di 4 kelurahan di Kecamatan Kejaksan. Produk pangan nan dijual mulai dari beras, tepung, minyak goreng dan lainnya nan semuanya dijual dengan nilai subsidi dari pemerintah Provinsi Jabar. “Selain itu, GPM juga tetap bakal digelar dan Jumat kelak kita bakal menggelar UMKM klemprakan,” tutur Iing. (H-4)

Selengkapnya