Minyakita Di Pt Binamas Karya Fausta Kurang Takaran, Polri Sebut Masih Batas Toleransi

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
MinyaKita di PT Binamas Karya Fausta Kurang Takaran, Polri Sebut Masih Batas Toleransi ilustrasi(Antara Foto)

DIREKTORAT Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri sekaligus Satgas Pangan Polri melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) ke pemasok satu MinyaKita di PT Binamas Karya Fausta, Cakung, Jakarta Utara. Kegiatan ini dilakukan setelah menyidak pemasok dua di PT Jujur Sentosa, Tangerang, Banten.


Dalam sidak ini Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf, Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Moga Simatupang, dan para penyidik. Mula-mula, mereka memandang proses pengemasan MinyaKita ke dalam pouch baik ukuran 1 liter maupun 2 liter.


Minyak tersebut dikemas oleh mesin nan telah diatur ukurannya ke dalam bungkusan pouch. Kemudian, mesin menutup bungkusan pouch nan telah terisi minyak. Setelah itu, bergeser sampai ke tahap akhir memasukkan ke dalam kardus oleh para karyawan.


Helfi membuka kemasan pouch ukuran 1 dan 2 liter untuk membuktikan sesuai alias tidak dengan takaran seperti nan tercantum pada label. Setelah diukur menggunakan gelas ukur pyrex, diketahui MinyaKita ukuran 1 dan 2 liter itu kurang dari takaran.


Seharusnya, MinyaKita bungkusan 1 liter terdapat 1.000 mililiter, namun hanya 985 mililiter. Sementara itu, MinyaKita 2.000 mililiter berkurang 0,001 mililiter. Namun, Helfi mengatakan kekurangan ini tetap dalam pemisah wajar.


"Kemasan pouch ukuran 1 liter, 2 liter di PT Bina Karya Fausta alhamdulillah aman, tidak ada nan di bawah pemisah toleransi," kata Helfi di lokasi, Rabu, 12 Maret 2025.


Helfi menjelaskan pemisah toleransinya 0,97 dari 1 liter nan tertera di label kemasan. Di sisi lain, Helfi memastikan penjualan bahan baku MinyaKita dari produsen juga telah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) ialah Rp13.500 per liter.


Lebih lanjut, Helfi mengatakan PT Binamas Karya Fausta mendapatkan bahan baku dari PT Smart sebayak 150 ton per hari. Kemudian, memproduksi kurang lebih 15 ribu karton per hari.


"Kemudian, didistribusi langsung ke pengecer, kurang lebih ada 20 sampai 30 di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat," ujar Helfi.


Helfi berambisi produsi dan pengedaran MinyaKita tepat. Ia mewanti-wanti jangan sampai ada kekosongan lantaran keterlambatan distribusi. Sebab, sangat dibutuhkan masyarakat.


Sementara itu, Owner PT Binamas Karya Fausta, Edwin mengatakan kekurangan 15 mililiter dari MinyaKita bungkusan 1 liter terjadi lantaran mesin nan terkadang kesalahan teknis. Namun, dia memastikan mesin itu sudah diatur ulang agar tidak terjadi lagi kekurangan takaran.


"Kadang-kadang ada nan lebih, kadang-kadang ada nan kurang seperti itu," ujarnya. (H-4)

Selengkapnya