ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mematangkan rencana penyelenggaraan Sekolah Rakyat nan dijadwalkan bakal dimulai pada tahun aliran 2025-2026. Hal ini bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, dalam rapat nan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin (10/3) di Istana Merdeka Jakarta, jejeran Menteri Kabinet Merah Putih membahas beragam aspek krusial mengenai program ini, termasuk lokasi, kurikulum, sarana-prasarana, serta sistem penerimaan siswa.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan bahwa hingga saat ini sudah terdapat 53 letak nan siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melaporkan per hari ini sudah ada lebih dari 50 lokasi, 53 letak tepatnya, nan siap untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat ini. Namun demikian, info terus bakal berkembang lantaran 2-3 hari ke depan kami bakal koordinasi dengan gubernur, dengan bupati, wali kota, di mana persiapan-persiapan nan kami lakukan itu paralel," kata Saifullah dalam keterangan tertulis, Selasa (11/3/2025).
Saifullah menyebut bahwa program ini bakal mulai melangkah paling sigap pada Juli 2025 di wilayah nan sudah siap prasarana dan penunjangnya.
"Secara sarana dan prasarana, kami sudah siap di 41 Sentra dan Balai milik Kemensos. Kemudian di Jatim ada 9, terus ada 2 universitas dan 1 di Sumatera Barat. Total 53 letak nan sudah siap," ucap Saifullah.
Dia menjelaskan Presiden Prabowo meminta agar program ini terus dimatangkan dan bisa mencakup sebanyak mungkin daerah.
"Pada prinsipnya Presiden meminta apa nan telah kami rencanakan itu terus dimatangkan, ditindaklanjuti, dan sebanyak mungkin wilayah nan bisa berperan-serta pada kesempatan pertama ini," tutur Saifullah.
Sekolah Rakyat bakal menyediakan pendidikan cuma-cuma berbobot bagi anak-anak dari family miskin dan miskin ekstrem. Pemerintah menargetkan peserta didik berasal dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Seleksi bakal dilakukan secara bertahap, diawali dengan verifikasi status ekonomi, dilanjutkan dengan tes akademik.
"Sekolah Rakyat bakal dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan standar pendidikan nasional. Selain mata pelajaran formal, kurikulum juga bakal menekankan penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan," ungkap Saifullah.
Saifullah menekankan Sekolah Rakyat merupakan sekolah cuma-cuma dan seluruh kebutuhan siswa bakal dipenuhi dalam pelaksanaannya.
"Sekolah cuma-cuma 100 persen. Seragamnya, makan, semua cuma-cuma dan ada asramanya untuk tempat tinggal siswa," tutur Saifullah.
Dia menambahkan program Sekolah Rakyat tersebut merupakan kerjasama lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
"Ini kerja bersama, Kemensos tidak sendirian," ujar Saifullah.
Dia menyebut rekrutmen siswa dan pembimbing direncanakan dimulai pada akhir Maret alias awal April 2025, setelah mendapat persetujuan Presiden.
Sekolah Rakyat diharapkan menjadi model pendidikan inklusif nan bisa mengangkat anak-anak dari family miskin keluar dari lingkaran kemiskinan. Program ini juga menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Jika semua melangkah sesuai rencana, pendaftaran bakal dibuka dalam satu hingga dua bulan ke depan," tutupnya.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu