Kemenbud Bakal Gelar Uji Publik Penulisan Ulang Sejarah, Siap Tampung Kritik

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bakal menggelar uji publik naskah penulisan ulang sejarah nasional. Uji publik direncanakan berjalan bulan ini.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan proses ini bermaksud agar publik dan organisasi sejarawan dapat memberikan masukan terbuka atas hasil kerja tim akademisi nan menyusun sejarah bangsa dari masa prasejarah hingga era kontemporer. Fadli memastikan penulisan ulang sejarah tidak dilakukan dari nol.

"Penulisan ini tidak dimulai dari nol. Sudah ada dasar sebelumnya, tapi perlu diperbarui. Selama 26 tahun terakhir belum ada penambahan signifikan, terutama mencakup era reformasi hingga masa kini," kata Fadli Zon dilansir Antara, Jumat (4/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada 113 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia nan terlibat dalam penulisan ulang sejarah nasional. Dia menyebut prosesnya telah berjalan selama lebih dari tujuh bulan dengan melibatkan penyunting umum, penyunting per jilid, dan tim penulis khusus.

Fadli menilai keterlibatan para akademisi ini menjadi agunan bahwa sejarah nan disusun berkarakter ilmiah dan tidak memuat kepentingan politik. Nantinya, sejarah nan ditulis bukan hanya politik alias konflik, melainkan sejarah utuh nan juga mencakup perkembangan budaya, pengetahuan pengetahuan, dan peradaban.

Ia mencontohkan beragam temuan baru, seperti jejak arkeologis di Leang Karampuang nan berumur lebih dari 51 ribu tahun serta indikasi masuknya Islam ke Nusantara sejak abad ke-7 di situs Bongal, Tapanuli Utara.

"Ini bukan hanya soal masa lalu, tapi juga arah masa depan. Kita tidak mau menulis sejarah untuk memecah belah, tapi untuk mempersatukan bangsa," ujarnya.

Fadli mengatakan uji publik ini berkarakter transparan. Ia menegaskan pemerintah terbuka terhadap kritik dan masukan selama dilakukan secara ilmiah dan konstruktif.

"Uji publik ini justru ruang demokratis bagi masyarakat dan sejarawan untuk berkontribusi," ujarnya.

Fadli juga menyatakan pemerkosaan pada saat tragedi kerusuhan 1998 tidak dihapus dalam penulisan ulang sejarah. Dia menuturkan pihaknya sudah menjelaskan semuanya mengenai pemerkosaan tahun 1998 saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI.

"Tidak ada penghapusan. Jadi kita terus lanjutkan pada program penulisan ulang sejarah," katanya.

(dek/ygs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Selengkapnya