ARTICLE AD BOX

HARAPAN Inggris untuk memandang Emma Raducanu melangkah lebih jauh di Wimbledon kudu pupus setelah dia takluk dari unggulan pertama Aryna Sabalenka dalam laga sengit putaran ketiga di Centre Court, Jumat (5/7).
Raducanu, petenis ranking 40 dunia, tampil penuh semangat dan percaya diri dalam pertandingan nan memikat penonton. Namun, dia akhirnya menyerah 6-7(6), 4-6 dari Sabalenka.
“Sulit diterima saat ini,” kata Raducanu seusai pertandingan. “Tapi saya kudu bangga lantaran sudah memberikan perlawanan sengit kepada Aryna, seorang juara hebat.”
Raducanu sebenarnya tampil impresif sejak awal pertandingan. Ia apalagi nyaris merebut set pertama setelah menyelamatkan tujuh set point dan unggul 6-5. Namun, momentum berbalik arah saat dia kandas memaksimalkan kesempatan di tie-break. Sabalenka nan lebih berilmu bisa membalikkan keadaan dengan mental juara.
Performa Meningkat, Tapi Belum Cukup
Meski kalah, performa Raducanu menunjukkan peningkatan signifikan dibanding sejumlah penampilannya sebelumnya, termasuk saat kalah dari Iga Swiatek dan Coco Gauff tahun ini. Ia bisa menyulitkan Sabalenka dengan ragam pukulan dan pengembalian agresif, apalagi sempat unggul 4-1 di set kedua.
Namun, intensitas reli panjang nan dibutuhkan untuk menembus pertahanan Sabalenka akhirnya menguras tenaganya. Di saat krusial, Raducanu tampak kelelahan dan kehilangan fokus. Sabalenka memanfaatkan kondisi itu untuk bangkit dan merebut lima gim terakhir sekaligus mengunci kemenangan.
“Saya kudu berjuang mati-matian untuk setiap poin,” ujar Sabalenka. “Emma bermain luar biasa dan membikin saya betul-betul bekerja keras untuk meraih kemenangan ini. Saya percaya dia bakal kembali masuk 10 besar bumi dalam waktu dekat.”
Sorotan Atmosfer dan Sistem Baru
Laga berjalan di bawah genting tertutup Centre Court dengan atmosfer nan sangat meriah. Dukungan luar biasa dari 15.000 penonton tuan rumah terdengar riuh sepanjang pertandingan. Sabalenka apalagi mengaku telinganya tetap berdenging lantaran sorakan nan begitu keras.
“Saya mencoba meyakinkan diri bahwa mereka juga berteriak-teriak untuk saya,” katanya sembari tersenyum. “Saya sampai merinding.”
Raducanu juga sempat mengungkapkan kekesalan terhadap sistem pemanggilan garis elektronik baru di Wimbledon, nan menurutnya “terkadang membikin keputusan meragukan.”
Dengan hasil ini, Aryna Sabalenka melaju ke babak 16 besar dan bakal berhadapan dengan unggulan ke-24 asal Belgia, Elise Mertens. Sementara itu, bagi Raducanu, kekalahan ini menjadi bekal berbobot untuk kembali membangun performa menuju level elite.
“Saya tahu kekalahan ini menyakitkan, tapi saya merasa tidak sejauh itu lagi dari para pemain top,” katanya. “Itu memberi saya kepercayaan diri untuk terus melangkah.” (BBC/Z-2)