Teknologi Drone Di Kerahkan Dalam Operasi Pencarian Korban Banjir di Sumatera Barat

Pusat Data dan Informasi Basarnas mengonfirmasi bahwa dalam operasi pencarian 11 korban banjir yang masih hilang di Sumatera Barat, petugas SAR menggunakan sejumlah perangkat drone thermal. Drone ini memiliki kemampuan pendeteksian dan beresolusi 640×512 pixel, diterbangkan pada ketinggian rendah kurang dari 2-2,5 meter di atas permukaan tanah.

Kusrowo, Kepala Basarnas, menyatakan bahwa drone thermal ini digunakan untuk menyusuri tepian sungai dan lokasi tumpukan material sisa banjir yang telah dipetakan sebelumnya. Teknologi ini diharapkan dapat membantu menemukan korban yang masih belum ditemukan sejak daerah itu dilanda banjir lahar dingin dari Gunung Marapi.

Upaya pencarian ini merupakan bagian dari operasi SAR yang terus dilakukan oleh Basarnas untuk menemukan korban banjir. Diharapkan dengan bantuan teknologi ini, korban yang masih hilang dapat segera ditemukan dan diselamatkan.

Drone thermal menjadi salah satu alat penting dalam operasi SAR modern, memungkinkan tim pencari untuk menjangkau area yang sulit diakses secara cepat dan efisien. Teknologi ini juga membantu meminimalkan risiko bagi petugas SAR yang terlibat dalam operasi.

Meskipun demikian, upaya pencarian juga tetap melibatkan tim SAR darat dan dukungan lainnya guna memastikan bahwa pencarian dilakukan dengan optimal. Semoga upaya ini membawa hasil yang positif dan korban banjir segera ditemukan.

Wilayah pencarian korban banjir di Sumatera Barat telah diperluas oleh 120 personel SAR, yang terdiri dari enam tim, melintasi kabupaten-kabupaten terdekat seperti Padang Gantiang (Kabupaten Tanah Datar), Sijunjung, Lima Kaum, Parambahan (Kota Sawahlunto), dan wilayah lainnya. Tim SAR selalu optimis dan menggunakan semua sumber daya yang ada, termasuk penggunaan drone, alat berat, dan anjing pelacak terlatih dari Polri untuk menelusuri keberadaan warga yang masih belum ditemukan.

Meskipun idealnya operasi SAR memiliki masa “golden time” selama tujuh hari, operasi ini telah berlangsung selama 11 hari terakhir. Kepala Basarnas menegaskan bahwa kelanjutan operasi pencarian akan diserahkan kepada pihak keluarga atau ahli waris dari korban yang hilang. Namun, ia juga mengimbau kepada warga yang mengetahui atau menduga keberadaan korban yang hilang untuk segera melapor kepada petugas. Informasi semacam itu sangat berharga karena dapat meningkatkan efektivitas upaya pencarian.

Upaya pencarian yang melibatkan drone, tim SAR darat, alat berat, dan anjing pelacak ini menunjukkan komitmen Basarnas dan pihak terkait untuk melakukan upaya pencarian secara menyeluruh. Semoga dengan kerjasama yang baik dan dukungan dari berbagai pihak, korban yang masih hilang dapat segera ditemukan dan diselamatkan.