Ibas Dorong Pemerintah Beri Perhatian Untuk Perkembangan Karir Ilustrator

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian pada peningkatan pendidikan, pelatihan, promosi, dan pengembangan karir illustrator. Ia juga menekankan pentingnya izin dan perlindungan norma bagi bagi para seniman bangsa.

"Dunia ilustrasi alias seni karya mempunyai tantangan-tantangan, nan kudu kita jawab bersama-sama. Seperti persaingan dunia nan ketat. Bayangkan saja sungguh banyaknya ilustrator, baik dalam negeri maupun dunia lainnya nan belum berkesempatan datang di ruangan ini, nan juga menjadi pesaing dan juga mitra kerjasama kalian," ungkap Ibas dalam keterangan tertulis, Jumat (14/3/2025).

Hal tersebut dia sampaikan, ketika menggelar audiensi dengan para ilustrator Indonesia bertopik 'Garis, Warna, dan Imajinasi: Dunia Ilustrator Kekinian' di gedung MPR RI, Kamis (13/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibas menambahkan selain persaingan global, tantangan lain nan dihadapi ilustrator adalah kontroversi seputar NFT (non-fungible token). Ia mengakui NFT sebagai corak seni digital telah menimbulkan beragam perdebatan. Namun, menurutnya, semuanya berjuntai pada gimana memandang dan menyikapinya.

Tantangan lain nan dihadapi ilustrator adalah keterbatasan dalam pendidikan dan pengembangan karir, termasuk minimnya sekolah seni dan training kreatif. Selain itu, kurangnya izin dan perlindungan kewenangan cipta tetap menjadi masalah utama.

"Pembajakan, plagiarisme seni, serta perlindungan kewenangan cipta nan belum maksimal tetap menjadi tantangan bagi para seniman dan ilustrator," ujar Ibas.

Oleh lantaran itu, Ibas datang berbareng MPR RI dalam aktivitas ini untuk mendengar, berdiskusi, dan turut berfikir agar tantangan tersebut dapat diatasi bersama.

Ibas menyoroti beberapa aspek krusial untuk mendukung perkembangan ilustrator di Indonesia. Pertama, dorongan untuk meningkatkan akses ke platform digital seperti Instagram, Behance, Dribbble, dan Etsy, nan memungkinkan ilustrator memamerkan karyanya ke pasar internasional.

Kedua, perlunya peningkatan pendidikan dan training melalui kursus, inkubasi, serta pengembangan bidang ilustrasi berbasis industri.

Ketiga, peningkatan kesadaran bakal kewenangan cipta dan perlindungan karya, termasuk pemahaman tentang perjanjian kerja sama, registrasi kewenangan cipta, pengawasan, serta aspek norma nan melindungi seniman.

Keempat, penguatan organisasi dan apresiasi terhadap ilustrator melalui hubungan antarkomunitas dan kerjasama nan lebih erat.

Kelima, support dalam corak pendanaan, insentif, serta sistem perpajakan nan tepat guna membantu pengembangan dan pembinaan upaya ilustrasi sesuai dengan kebutuhan industri.

"Dan alhamdulillah kita ketahui untuk UMKM per hari ini tetap mendapatkan kembang alias pajak nan relatif rendah 0,5 persen dengan omzet 500 juta ke bawah dan seterusnya. Itu juga bisa digunakan, diklaim agar kalian bisa tetap tumbuh dan apalagi bisa lebih berkembang," tambah Ibas.

Ibas juga menyampaikan angan besarnya, agar industri ilustrasi dapat terus tumbuh, seperti negara-negara maju nan telah sukses membikin ekosistem illustrator berkembang.

"Seperti di Amerika ekosistem mereka sudah matang, pendapatan rata-rata 40.000 hingga 70.000 USD. Kemudian di Jepang industri manga dan anime mendominasi menjadikan illustrator sukses mendunia setiap saat," paparnya.

Selain Amerika dan Jepang, dia juga menyebut Korea Selatan nan sukses mengembangkan platform seperti naver webtoon dan kakaopage. Ibas berharap, dengan semangat kerjasama seluruh ilustrator dapat terus berkarya dan mendapat support maksimal.

"Terus berkarya, kompak, saling menguatkan. Menjaga warisan intelektual dan komunikasi budaya bangsa dalam bingkai Kebhinekaan Tunggal Ika untuk kemajuan Ibu Pertiwi. Tidak hanya maju, tapi juga sejahtera dan menjadi inspirasi antar generasi bangsa," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, seorang ilustrator pembuat komik terkenal 'Si Juki' Faza Ibnu Ubaidillah, turut datang dalam aktivitas tersebut dan menyampaikan aspirasinya.

"Semakin ke sini, pembuat semakin hebat, dan mudah mengakses info dibanding jaman dahulu. Secara mandiri, kami sudah sangat terbuka, tinggal gimana peran pemerintah untuk mendukung lebih optimal. Korea Selatan mempunyai grand brand, nan di Indonesia itu tetap menjadi salah satu PR. Sehingga kami harap, Indonesia secepatnya mempunyai grand plan untuk industri kreatifnya. Dukungan selalu ada, namun belum ada benang merahnya mau dikenal seperti apa Indonesia?", tuturnya.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Selengkapnya