ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kelompok militan Hamas memperbarui tuntutan dengan meminta pasukan Israel mundur dari Gaza selatan. Menurut Hamas, Israel berupaya melanggar ketentuan dalam pembicaraan tentang gencatan senjata fase kedua.
Dilansir AFP, Jumat (14/3/2025), Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa pasukan Israel semestinya menarik diri dari sebidang tanah di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata fase pertama. Namun, Israel, katanya menempatkan pasukan di koridor Philadelphia nan merupakan posisi strategis.
Terkait penempatan pasukan di Philadelphia itu, Israel mengatakan mereka perlu mempertahankan kendali atas koridor tersebut. Alasannya, untuk mencegah penyelundupan senjata ke Palestina dari Mesir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qassem mengindikasikan bahwa koridor tersebut telah menjadi salah satu titik kritis dalam perundingan nan dimediasi Qatar-AS di Doha mengenai fase gencatan senjata berikutnya.
"Laporan menunjukkan proposal baru tengah diajukan nan bermaksud untuk menghindari kesepakatan Gaza," kata Qassem kepada AFP.
"Pertemuan terus bersambung dengan para mediator di Doha. Kami mematuhi apa nan telah disepakati dan bakal memasuki fase kedua," tambahnya
Qassem menegaskan Hamas bakal mematuhi patokan gencatan senjata. Namun, dia juga meminta Israel juga kudu memenuhi kewajibannya dengan "menarik diri dari seluruh jalur Gaza" dan "memulai penarikan diri dari koridor Philadelphia".
"Israel belum menerapkan protokol kemanusiaan dari perjanjian Gaza," ucap Qassem.
Israel diketahui telah menghentikan support kemanusiaan nan memasuki Gaza sejak 2 Maret untuk mendukung tuntutannya agar Hamas membebaskan semua sandera nan tersisa nan ditahan sejak serangan 2023.
"Kami tidak mau kembali bertempur lagi, dan jika pendudukan melanjutkan agresinya, kami tidak punya pilihan selain memihak rakyat kami," kata ahli bicara itu.
Untuk diketahui, tahap pertama gencatan senjata berhujung pada 1 Maret tanpa kesepakatan pada tahap-tahap berikutnya. Israel hanya setuju untuk memperpanjang ketentuan gencatan senjata tahap pertama.
Tahap kedua dimaksudkan untuk mengarah pada penarikan Israel dari Gaza sebagai bagian dari proses mengakhiri perang nan telah menghancurkan Gaza dan menewaskan puluhan ribu orang. Para negosiator Israel diketahui pergi ke Doha minggu ini untuk mengambil bagian dalam perundingan.
Media Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel telah meminta beberapa sandera nan tetap hidup dan nan sudah meninggal -- dari 58 orang nan tetap belum diketahui keberadaannya di Gaza -- untuk diserahkan sebagai hadiah atas perpanjangan gencatan senjata selama 50 hari.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut laporan tersebut sebagai "berita palsu".
(zap/yld)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu