Apa Itu 'trumpcession', Resesi Amerika Karena Ulah Donald Trump?

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Amerika Serikat (AS) diramalkan bakal mengalami pelemahan. Kekhawatiran bakal penurunan sigap dalam ekonomi terbesar di bumi tersebut pun muncul.

Bahkan idiom 'Trumpcession', Trump dan recession/resesi, mulai merasuki pasar keuangan. Apa itu?

Trumpcession sendiri diperkenalkan pekan lalu. Dalam pantauan CNBC Indonesia, Selasa (11/3/2025), Reuters, mulai memakainya saat menggambarkan gimana info Atlanta Fed, nan mencatat real time, ekonomi AS, mengisyaratkan PDB negeri itu bakal menyusut dengan kecepatan super sejak pandemi.

Estimasi model GDPNow dari Atlanta Fed untuk pertumbuhan tahunan pada kuartal saat ini adalah -2,8%, turun dari +2,3% minggu lalu. Sebulan nan lalu, model tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pada periode Januari-Maret mendekati +4,0%.

Estimasi ini dipublikasikan secara berkala saat info ekonomi baru dirilis, dan bisa sangat fluktuatif. Setidaknya, ada 11 perkiraan pada bulan Februari saja.

Tapi info terbaru ini setidaknya muncul dari defisit perdagangan AS, nan mencatat nomor tertinggi, senilai US$153 miliar pada bulan Januari, kemungkinan besar lantaran perusahaan-perusahaan melakukan impor lebih awal sebelum tarif. Belum lagi aktivitas manufaktur nan lemah.

Perlu diketahui, nomor Atlanta Fed merupakan outlier untuk saat ini. Secara historis, nomor ini paling bisa diandalkan dan nomor negatif tak mungkin muncul begitu saja

"Banyak parameter ekonomi nan lemah, seperti survei sentimen, telah sangat lemah dalam beberapa minggu terakhir, dan beberapa parameter aktivitas ekonomi nan kuat juga menunjukkan tanda-tanda penurunan," muat Reuters menjelaskan dalam analisisnya.

"Sentimen konsumen pada bulan Januari mengalami kemerosotan paling parah dalam tiga separuh tahun, penjualan ritel turun paling tajam dalam nyaris dua tahun, pengeluaran riil turun pada tingkat tercepat sejak awal tahun 2021, dan raksasa ritel Walmart telah memperingatkan bakal tahun nan susah di depan," tambahnya.

"Mungkin tidak mengherankan bahwa indeks kejutan ekonomi AS oleh (lembaga) Citi telah merosot ke wilayah negatif, mencapai titik terendah sejak September."

Data ini kemudian dihubungkan dengan tingginya tingkat ketidakpastian nan diciptakan oleh agenda Presiden AS Donald Trump. Mulai dari proteksionisme perdagangan khususnya tarif, kedekatannya nan tampak semakin erat dengan Rusia dan jarak dari sekutu tradisional seperti Eropa, dan efisiensi DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah) nan digunakan untuk shopping dan memangkas tenagakerja federal.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PNS Bakal Kerja Pakai Sistem FWA - AS Minta 'Bayaran'

Next Article Elon Musk Bagi-Bagi Rp15 M, Ini Syaratnya

Selengkapnya