Sederet Alasan Kai Tak Bongkar Pagar Stasiun Cikini Meski Dilompati

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Aksi penumpang commuterline melompati pagar Stasiun Cikini, Jakarta Pusat (Jakpus), sudah lama disoroti. Namun, penumpang melompati pagar hijau itu tetap sering terjadi.

Pagar pembatas antara jalan dan trotoar nan tingginya sekitar 70 sentimeter (cm) itu kerap dikangkangi para penumpang kereta rel listrik (KRL) nan hendak masuk alias keluar Stasiun Cikini.

Meski demikian, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta menyatakan tak bakal membuka pagar pembatas bagian tengah Stasiun Cikini itu. KAI menilai tindakan melompati pagar itu tidak mencerminkan perilaku tertib dan berkesadaran sebagai pengguna transportasi publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sangat menyayangkan tetap ada oknum penumpang nan dengan sengaja melompati pagar pembatas saat keluar dari Stasiun Cikini. Tindakan tersebut jelas melanggar ketertiban umum dan mencerminkan kurangnya kesadaran untuk menghormati akomodasi publik," kata Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, Jumat (18/7/2025).

Dia mengatakan tindakan melompati pagar bukan hanya melanggar aturan, namun juga berpotensi membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri serta mengganggu kelancaran operasional di area stasiun.

Alasan Tak Bongkar Pagar

Sejumlah penduduk tetap kedapatan panjat pagar saat masuk-keluar dari Stasiun Cikini, Jakarta. Mereka cari jalan pintas lantaran akses keluar masuk nan dinilai jauh Sejumlah penduduk tetap kedapatan panjat pagar saat masuk-keluar dari Stasiun Cikini (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)

Ada sejumlah argumen nan membikin KAI memutuskan tak membongkar pagar di Stasiun Cikini. Pagar tersebut dipasang dalam upaya menjadikan Stasiun Cikini menjadi area jasa transportasi nan aman, nyaman, dan profesional.

KAI menyatakan nyaris seluruh stasiun KRL di wilayah Daop 1 Jakarta telah dirancang dengan sistem pemagaran pada area pejalan kaki alias pedestrian. Pagar itu dipasang untuk keamanan dan keselamatan, hingga sebagai bagian dari upaya penataan area stasiun agar lebih tertib dan terintegrasi.

Stasiun Cikini sendiri mempunyai sejarah panjang sebagai simpul mobilitas sekaligus ruang publik. Di era awal 2000-an, area tangga bawah stasiun sempat dikenal dengan keberadaan "Galeri Jalanan" nan diisi oleh pedagang dan organisasi lokal. Namun sejak 2013, PT KAI mulai melakukan penataan menyeluruh, termasuk sterilisasi dan relokasi kios-kios di sekitar stasiun.

"Langkah penataan nan dilakukan KAI sejak lebih dari satu dasawarsa lalu, termasuk pembangunan pagar pembatas, bermaksud agar stasiun tidak lagi semrawut dan bisa memberikan pelayanan nan lebih baik, tertib, aman, nyaman, serta berkelanjutan. Oleh lantaran itu kami membujuk seluruh masyarakat untuk ikut menjaga akomodasi dan tertib saat berada di area stasiun," ucap Ixfan.

Selain itu, KAI menegaskan telah menyediakan dua titik akses menuju dan keluar stasiun.

"Ada dua titik sebelah utara menuju taman dekat tempat kumpul ojek pengkolan, sebelah selatan ada akses masuk dekat Indomaret dan shelter Transjakarta," ujar Ixfan, dilansir Antara, Jumat (4/7).

Dia mengatakan KAI Jakarta tak membuka pagar pembatas bagian tengah stasiun juga untuk menghindari adanya pikulan semisal taksi alias ojek parkir sembarangan.

"Supaya tertib. Kalau pagar dibuka, ojek, taksi bakal mangkal di sembarang tempat. Jalan bakal macet. Belum lagi pedagang bakal masuk pedestrian seperti di sebelahnya," kata dia.

KAI Daop 1 Jakarta bakal terus bekerja-sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku pengelola pelayanan KRL untuk menangani secara persuasif seperti petugas melakukan aktif mengawasi dan menegur penumpang nan melompat pagar.

(jbr/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Selengkapnya