Ri Belum Capai Kesepakatan Penurunan Tarif Impor Dengan As

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
RI Belum Capai Kesepakatan Penurunan Tarif Impor dengan AS Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso(MI/Insi Nantika Jelita)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan hingga saat ini belum ada kesepakatan antara Indonesia dan Amerika Serikat mengenai penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia. Dalam putaran awal negosiasi, proposal dari pihak Indonesia sempat ditolak oleh Amerika Serikat.

"Tahap pertama (tawaran negosiasi) kita sudah menyampaikan posisi dan memang sampai sekarang belum ada. Artinya, belum ada kesepakatan. Kita tetap menunggu proses selanjutnya," ungkap Mendag di aktivitas Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Indef 2025 di Jakarta, Rabu (2/6).

Budi menekankan pentingnya mempertahankan pasar ekspor Indonesia di Amerika, mengingat nilai surplus perdagangan Indonesia terhadap AS tahun lampau mencapai US$14,34 miliar alias sekitar Rp232,90 triliun (kurs Rp16,246). Oleh lantaran itu, pemerintah tidak hanya mengandalkan jalur diplomasi antarpemerintah, tetapi juga melakukan kajian mendalam terhadap struktur ekspor Indonesia ke AS.

Pihaknya telah mengidentifikasi 10 komoditas utama ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS), beserta 10 negara pesaing utama untuk masing-masing produk tersebut. Langkah ini dinilai krusial agar Indonesia tidak kalah bersaing dalam perihal tarif, terutama menghadapi negara-negara nan telah mempunyai perjanjian jual beli nan lebih menguntungkan dengan AS.

“Misalnya seperti Malaysia nan mungkin mendapatkan tarif resiprokal lebih rendah," tuturnya.

Mendag berambisi proses negosiasi dengan AS dapat segera diselesaikan. Dia menilai, di satu sisi, AS juga mempunyai kepentingan untuk memperoleh akses pasar nan lebih luas di Indonesia.

"Saat ini kita tetap menunggu perkembangan proses negosiasi. nan terpenting adalah mempersiapkan posisi kita dengan baik," ujarnya. 

Mendag juga menegaskan langkah antisipatif telah disiapkan, salah satunya melalui penguatan diplomasi dan pembentukan tim negosiasi nan solid.

"Amerika sering kali bergerak sigap dan dinamis. Maka dari itu, kita kudu selalu siap terhadap kemungkinan perubahan sikap alias kebijakan dari mereka," jelasnya.

Selain konsentrasi pada pasar AS, pemerintah juga memberikan perhatian serius terhadap ekspansi pasar ekspor ke negara dan area lain. Hal ini dilakukan dengan mempercepat proses negosiasi perjanjian jual beli nan tengah berjalan. 

"Itu nan sedang kita dorong, dan tahun ini ada banyak progres nan bisa kita lakukan," imbuhnya. (E-4)

Selengkapnya