ARTICLE AD BOX

UMAT Hindu Bali kembali merayakan upacara Tumpek Kandang di Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Tumpek Kandang dirayakan menurut tradisi Hindu Bali setiap enam bulan sekali sesuai kalkulasi almanak Bali.
Tumpek Kandang menjadi upacara nan sangat krusial di Bali. Perayaan Tumpek Kandang juga berangkaian dengan konsep Tri Hita Karana, khususnya Palemahan ialah menjaga hubungan selaras antara manusia dengan lingkungan, termasuk hewan. Melalui upacara ini, umat Hindu memohon keselamatan dan kerahayuan bagi semua hewan agar tetap bisa memberikan faedah dan kesejahteraan bagi manusia.
Pemangku budaya Desa Serangan nan juga memimpin upacara Tumpek Kandang I Made Sandya menjelaskan, Tumpek Kandang bukan sekadar ritual rutin, melainkan juga sebagai pengingat agar manusia tak merasa paling berkuasa di atas makhluk lain di atas bumi ini.
“Dalam lontar-lontar Hindu, Tumpek Kandang adalah bagian menjaga keselarasan Palemahan, gimana manusia hidup selaras dengan alam dan binatang,” jelas Sandya nan memimpin prosesi upacara.
Ia menegaskan, siklus kehidupan ini saling terkait. "Kalau kita jaga alam, alam bakal menjaga kita kembali,” tambahnya. Begitu juga dengan pelestarian penyu alias tukik.
Dalam momentum Perayaan Tumpek Kandang ini, Bali Turtle Island Development (BTID) nan sangat konsen terhadap pelestarian penyu sukses melepaskan ribuan tukik ke laut lepas melalui bibir pantai di Desa Adat Serangan Bali.
Kepala Komunikasi BTID, Zakki Hakim mengatakan, momen pelepasan tukik ini menjadi bagian seremoni rutin Tumpek Kandang, salah satu hari raya tradisi Bali untuk memuliakan semua makhluk hidup, khususnya hewan. Pada upacara Tumpek Kandang, penduduk berbareng PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, memulai persembahyangan di area dan biasanya diakhiri dengan pelepasan tukik ke laut, pelepasan burung ke alam bebas alias aktivitas lainnya nan berasosiasi dengan pelestarian lingkungan hidup.
Menurut Zaki Hakim, komitmen ini bukan sekadar simbolik. Sejak lama, BTID mendukung aktivitas konservasi penyu nan dilakukan oleh Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan. Sejak tahun 2022 telah sukses melepas lebih dari 11.000 tukik ke Samudra Hindia.
Sepanjang tahun 2024 saja, TCEC mencatat sekitar 95 sarang penyu di pesisir Serangan dan meningkat 15 sarang dari tahun sebelumnya. Tahun 2024, lebih dari 7.600 telur penyu sukses dilindungi, dengan sekitar 4.000 tukik dilepas kembali ke kediaman aslinya.
Tak hanya itu, TCEC juga membuka jalur edukasi ekowisata konservasi. Pada tahun 2024, lebih dari 38.000 visitor mulai dari pelajar, wisatawan, hingga relawan telah belajar langsung langkah merawat sarang, menetaskan tukik, dan memahami peran krusial penduduk lokal menjaga rantai ekosistem pesisir. Kegiatan ini tidak hanya menyelamatkan satwa laut, tetapi juga mendukung ekonomi penduduk Serangan lewat homestay, suvenir, hingga upaya kuliner setempat.
Menjaga Keamanan Ekosistem
BTID pun ikut menegaskan tindakan nyata di luar seremoni. Bersama Dinas Pertanian Kota Denpasar, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, digelar vaksinasi rabies untuk anjing-anjing di area KEK Kura Kura Bali. Langkah sederhana ini memastikan satwa tetap sehat dan ekosistem tetap kondusif bagi semua makhluk.
"Lepasnya tukik hari ini mengingatkan semua bahwa setiap langkah maju kudu sejalan dengan alam. Tumpek Kandang adalah gambaran gimana Serangan, alam, dan manusia saling merawat. Di Kura Kura Bali, nilai ini menjadi dasar ruang sehingga manusia, satwa, dan bumi saling menjaga. Semangat nan sama tumbuh di hati generasi muda Serangan. Bagi mereka, pantai ini bukan hanya destinasi wisata, melainkan rumah penyu nan kudu tetap lestari. Kalau tukik-tukik ini bisa kembali lagi suatu hari nanti, berfaedah kita menjaga rumahnya dengan benar,” katanya
Di tengah upaya menjadikan Kura Kura Bali sebagai area pariwisata berbobot dan industri kreatif, momen sederhana seperti Tumpek Kandang adalah pengingat apa pun skala pembangunan, cinta pada alam tak boleh sekadar jadi jargon. Di area ini, keselarasan terus diperbarui, bukan hanya dirayakan, tetapi dijaga bersama.
Kura Kura Bali adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Pariwisata Berkualitas dan Industri Kreatif, ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pada April 2023. Dikelola oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai master developer, area ini memadukan style hidup marina, organisasi berbasis pengetahuan, dan filosofi Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas untuk mewujudkan masa depan Bali nan berkelanjutan. (OL/E-4)