ARTICLE AD BOX

UPAYA transformasi digital nan dilakukan BPJS Kesehatan terus menuai prestasi. Kali ini, BPJS Kesehatan diganjar enam penghargaan sekaligus dalam arena Indonesia Digital Technology and Innovation (IDTI) Awards 2025.
Secara kelembagaan, BPJS Kesehatan meraih empat penghargaan dengan predikat platinum diantaranya Best Overall Digital Transformation of The Year 2025, Best Cybersecurity Initiative of The Year 2025, Best Regulatory Compliance & Data Privacy of The Year 2025, dan Best Digital Partnership & Collaboration of The Year 2025.
Dua penghargaan lainnya diberikan kepada Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti sebagai Best CEO in Digital Transformation of the Year 2025, dan Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan sebagai Best CIO/CTO in Digital Transformation of the Year 2025.
Ghufron mengatakan, penghargaan nan didapat membuktikan kesungguhan dan konsistensi BPJS Kesehatan dalam pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas akses, meningkatkan efisiensi hingga memberikan wajah baru pelayanan nan lebih mudah, sigap dan setara bagi seluruh peserta JKN.
“Transformasi digital bukan sekadar inovasi, tetapi sebuah lompatan besar dalam langkah kami melayani peserta JKN. Penghargaan ini menjadi semangat dan motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan jasa kesehatan nan adaptif, tangguh, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kami berkomitmen menjadikan teknologi sebagai jembatan untuk mendekatkan jarak antara peserta dengan jasa kesehatan nan berkualitas,” ujar Ghufron.
Ghufron menyebut BPJS Kesehatan konsisten mengembangkan ekosistem digital untuk memperluas jangkauan jasa bagi peserta JKN. Salah satu upaya nan terus dilakukan dengan melakukan pengembangan Aplikasi Mobile JKN, nan sekarang telah menjadi super app dan bisa memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan pelayanan hanya dalam genggaman.
Melalui aplikasi ini, peserta dapat mengakses beragam jasa secara berdikari dan real time, mulai dari pendaftaran peserta, perubahan data, cek status kepesertaan, antrean online di akomodasi kesehatan, pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), konsultasi master melalui fitur telemedicine, hingga skrining riwayat kesehatan.
“Aplikasi Mobile JKN ini seperti one stop service lantaran di dalamnya ada banyak sekali fitur nan bisa dimanfaatkan secara berdikari oleh peserta JKN. Misalnya, peserta bisa ambil nomor antrean online waktu berobat ke akomodasi kesehatan. Dulu antrenya bisa sampai 6 jam, tapi sekarang dengan adanya sistem antrean online, kita pangkas waktu tunggu peserta jadi 2,5 jam, apalagi lebih cepat,” tutur Ghufron.
Dalam kesempatan nan sama, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan mengungkapkan bahwa penemuan nan dikembangkan BPJS Kesehatan berdasarkan pada kebutuhan peserta. Melalui komitmen transformasi mutu layanan, pengelolaan teknologi info diharapkan dapat mendorong terciptanya pelayanan nan memudahkan bagi peserta.
Bukan hanya itu, keberhasilan ini menunjukkan upaya nan dilakukan untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam jasa kesehatan. Dengan terus berinovasi, BPJS Kesehatan bisa memberikan solusi nan relevan dan adaptif terhadap kebutuhan peserta. Selain itu, penghargaan ini juga menjadi pendorong bagi BPJS Kesehatan untuk terus meningkatkan pelayanan melalui teknologi digital.
"Harapan kami, peserta JKN bakal semakin mudah dalam menjangkau jasa kesehatan. Melalui ekosistem digital nan terus dibangun, kami mau menghadirkan jasa nan tidak hanya efisien dan praktis, tetapi juga berdasarkan kebutuhan peserta. Digitalisasi bukan berfaedah menyulitkan, tetapi justru memastikan peserta mendapatkan kepastian dan kemudahan jasa kesehatan nan dibutuhkan,” tambah Edwin. (Adv)