ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bripka Batias Yikwa mendirikan rumah baca alias perpustakaan untuk meningkatkan literasi anak-anak di Kampung Baburia, Keerom, Papua. Banit 3 Satreskrim Polres Keerom itu juga memberdayakan penduduk setempat untuk bertani.
Atas aksinya itu, Pace Bhabin namalain Bripka Batias diusulkan dalam Hoegeng Awards 2025 oleh penduduk Keerom berjulukan Mendi Marthen Erelak. Bripka Batias merupakan salah satu kandidat dalam program Hoegeng Corner 2024.
"Kami kenal Batias Yikwa itu dia seorang bhabin nan baik, dia aktif melayani di Distrik Arso Barat, khususnya Desa Baburia. Dia selalu datang pada saat ada masalah lingkungan," kata Mendi kepada detikcom, Selasa (25/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bripka Batias Yikwa Foto: dok. istimewa
Mendi menyebut Pace Bhabin selalu datang di tengah-tengah masyarakat Baburia. Menurutnya, Bripka Batias sosok polisi nan baik hati dan murah hati lantaran sering memberi support kepada masyarakat kurang mampu, khususnya lansia.
"Beliau juga selalu aktif memberikan support kepada lansia, terus gereja, terus masjid beliau juga bantu. Dia biasa bantu masyarakat nan pendapatannya tidak memungkinkan, dia bantu sembako, sering bantu," ucapnya.
Mendi menilai Bripka Batias seorang Kristen nan taat. Pace Bhabin, kata Mendi, rutin beragama ke gereja dan sesekali memberi imbauan agar penduduk di desa binaannya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
Dia menyebut Bripka Batias juga orang nan peduli terhadap pendidikan dan pengetahuan anak-anak setempat. Buktinya, dia mendirikan rumah baca untuk anak-anak di Keerom agar semakin mengenal dunia.
"Terus beliau juga membuka perpustakaan, taman baca anak-anak, tapi saat ini rumahnya terbakar. Jadi sedang upaya untuk bangun kembali, kemarin hari Minggu sudah ada pengumuman di gereja bahwa dia bakal bangun kembali tempat kemarin terbakar," jelas Mendi.
Bripka Batias Yikwa Foto: dok. istimewa
Mendi mengatakan perpustakaan nan dibangun Bripka Batias di dekat kebun itu belum lama ini kebakaran. Penyebabnya, lantaran ada penduduk setempat nan membabat rumput liar dan membakarnya hingga merembet ke rumah baca.
"Kan taman baca itu dekat kebun, jadi ada orang babad (rumput), apinya itu panas, lantaran mereka membakar (rumput) siang. Jadi kenanya di tempat baca situ, semua lenyap terbakar," katanya.
Bripka Batias juga aktif memberdayakan dan membina penduduk Desa Baburia untuk menjadi petani. Menurut Mendi, masyarakat dibantu diberikan bibit, pupuk, hingga hasil taninya bisa dijual maksimal dan menjadi pendapatan penduduk setempat.
Dalam program Hoegeng Corner beberapa waktu lalu, Bripka Batias menceritakan latar belakang dirinya membangun perpustakaan di Desa Baburia lantaran akses belajar menjadi hambatan bagi anak-anak. Tak semua dusun di wilayahnya bekerja dekat dengan sekolah.
"Jadi di kampung bimbingan saya ini sangat luas, nan tadi saya sebutkan lokasinya berapa dusun itu, jadi nan ada sekolah itu hanya satu dusun, terus nan dekat dengan sekolah itu hanya dua dusun. Selain dari itu, cukup jauh," kata Bripka Batias dalam program Hoegeng Corner di detikPagi seperti dikutip, Senin (18/11/2024).
Dampak dari jauhnya jarak rumah ke sekolah, kata dia, anak-anak nan semestinya sudah memenuhi syarat usia untuk sekolah jadi tidak sekolah. "Sehingga saya berinisiatif untuk membangun perpustakaan, jadi adik-adik ini setelah belajar pagi terus sorenya luangkan waktu di perpustakaan," sambung dia.
Bripka Batias menjelaskan rupanya perpustakaan tak hanya diminati anak-anak, tapi juga orang dewasa. Dia menceritakan memang ada sejumlah penduduk nan belum bisa membaca.
Batias pun turun tangan mengajarkan penduduk nan usianya dewasa agar bisa membaca. Perpustakaan nan dibangun Batias juga dilengkapi kitab referensi tentang pertanian, sehingga mama-mama antusias mendatangi perpustakaan.
"Ada beberapa orang tua juga mereka tidak tahu membaca, sehingga saya mengajarkan mereka untuk membaca, terus untuk mama-mama ada juga buku-buku pertanian, jadi saya mengajarkan kepada mama-mama untuk langkah menanam nan baik seperti apa, terus bibit nan bagus seperti apa, pupuknya seperti apa, itu nan saya ajarkan di tempat perpustakaan itu," tutur dia.
Bripka Batias mengatakan perpustakaan itu dibangun sejak 2023. Dia bersyukur, kehadiran perpustakaan disambut antusias warga, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Bripka Batias Yikwa merupakan sosok polisi nan menggerakkan penduduk untuk membuka lahan pertanian dengan jenis tanaman baru di Keerom. Aksinya didasari keinginannya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Karena di sana di kampung binaan, masyarakat petani cuman mereka itu bertani hanya tanam ubi dengan singkong. Jadi saya buka lahan itu untuk tanaman-tanaman lain. Seperti kacang tanah, kacang pajang, terus jagung," kata Bripka Batias dalam perbincangan detikcom beberapa waktu lalu. Batias diusulkan oleh Polda Papua dalam program Hoegeng Corner 2024.
Bripka Batias Yikwa Foto: dok. istimewa
Inisiatifnya mendapat respons positif dari penduduk hingga dia membentuk 3 golongan tani. Menurut Batias, hasil tanaman nan dipanen penduduk kemudian dijual ke pasar dan uangnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
"Jadi jumlah golongan 3. Setiap golongan saya bagi 20 orang, jadi semuanya 60 orang," kata Batias.
(fas/knv)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu