Pekerja Migran Bukan Komoditas Perdagangan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Pekerja Migran Bukan Komoditas Perdagangan Ilustrasi.(MI)

KOORDINATOR Forum Komunikasi Pekerja Migran Indonesia (FKPMI) Dato Zainul Arifin menyoroti keras unggahan resmi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) pada Rabu (16/7/2025) mengenai ekspor jasa tenaga kerja.

Dalam unggahan pada akun KemenP2MI alias KP2MI di instagram mengulas rencana ekspor jasa tenaga kerja lewat misi jual beli Kementerian Perdagangan (Kemendag) ke Eropa dalam rangkaian Gamescom di Jerman, 21–22 Agustus 2025.

Dato Zainul menilai narasi nan dipublikasikan KemenP2MI tersebut tidak etis dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.

"Pekerja migran bukan komoditas ekspor. Menyamakan manusia dengan peralatan dagangan adalah corak pengingkaran terhadap martabat dan kewenangan asasi," ujar Zainul melalui siaran pers, Kamis (17/7).

Kesempatan Kerja?

Pihaknya mengakui langkah memperluas kesempatan kerja ke luar negeri penting. Namun, dia menilai pendekatan pemerintah semestinya lebih manusiawi dan berkeadilan.

"Kerja sama antarnegara kudu dibangun atas dasar saling menghormati, bukan dikemas dalam bingkai ekspor jasa tenaga kerja," ujar dia menegaskan.

Kaburkan Fungsi?

Zainul juga mempertanyakan urgensi penandatanganan PKS antara KemenP2MI dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin RI) nan juga dilakukan hari ini.

Menurutnya, kerja sama itu mengaburkan kegunaan perlindungan dan menempatkan PMI dalam konteks ruang lingkup perdagangan.

"Kenapa bukan asosiasi perusahaan penempatan PMI nan digandeng? Ada lima asosiasi resmi nan selama ini berwenang. Kadin itu bilik dagang, bukan pelindung PMI," tuturnya.

Beri Klarifikasi?

Oleh lantaran itu, FKPMI mendesak KemenP2MI dan Kemendag segera menjelaskan rencana dan narasi tersebut serta mendorong Presiden dan Kementerian Luar Negeri untuk mengkaji ulang pendekatan kebijakan ketenagakerjaan luar negeri.

"Jangan ulangi kesalahan masa lalu. PMI adalah duta bangsa, bukan objek dagang," kata Zainul.

Misi Dagang?

Akun KemenP2MI mengunggah info tentang kerjasama dengan Kemendag dalam misi jual beli luar negeri nan rencananya bakal digelar Agustus alias September 2025 mendatang.

Wakil Menteri P2MI/Wakil Kepala BP2MI Christina Aryani menyebut kerjasama ini menjadi langkah strategis memperluas ekspor jasa Indonesia, khususnya membuka akses pasar penempatan pekerja migran ke sejumlah negara di Eropa.

Pertemuan Bisnis?

Menurut dia, nantinya bakal ada pertemuan upaya hingga presentasi mengenai potensi di sektor apa saja nan bisa menjadi kesempatan untuk diisi oleh pekerja migran dari Indonesia.

"Saat ini, konsentrasi Kementerian P2MI adalah negara-negara nan mempunyai permintaan terhadap pekerja migran dari Indonesia. Utamanya negara dengan izin ketenagakerjaan dengan persyaratan nan bisa dipenuhi pekerja migran Indonesia. Seperti Belanda, Italia, Spanyol, Yunani dan Jerman," demikian unggahan tersebut.

Libatkan Swasta?

Konon KemenP2MI juga bakal melibatkan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) nan andal dan berilmu untuk turut serta dalam kerjasama misi jual beli Kementerian P2MI dan Kemendag.

Dalam tahap awal, misi jual beli ini bakal konsentrasi pada sektor hospitality, mengingat tingginya permintaan tenaga kerja di bagian tersebut di Eropa. Adapun posisi nan bakal ditawarkan mencakup housekeeping, spa terapis, barista, waiter, cook alias chef.

Mandat Kementerian?

Dalam unggahan itu, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyebut kerjasama ini sejalan dengan mandat Kemendag dalam mempromosikan ekspor jasa, serta membuka kesempatan baru menjelang finalisasi perjanjian Indonesia-European Union Sustainable Investment and Partnership Agreement (Indonesia-EU SIPA).

Dia menyebut sektor jasa, termasuk penempatan tenaga kerja terampil ke luar negeri, perlu mendapat perhatian lebih dalam strategi perdagangan Indonesia ke depan. (Cah/P-3)

Selengkapnya