ARTICLE AD BOX

DOKTER ahli neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono di Jakarta Timur menyampaikan faktor-faktor nan dapat menyebabkan tubuh kejang, salah satunya epilepsi.
"Kejang itu penyebabnya banyak sekali, bisa lantaran epilepsi, nan dari mini epilepsi, alias misalkan pasien pascastroke itu bisa terjadi kejang. Atau aspek metabolik, itu juga bisa," kata Ranette, dikutip Jumat (14/3).
"Biasanya pasien stroke ini ada akibat glukosuria alias sakit gula. Nah, sakit gula itu bisa lantaran gulanya tidak terkontrol, terlalu tinggi,
termasuk bisa menjadi aspek akibat kejang," lanjutnya.
Dia mengemukakan pentingnya pasien stroke dengan akibat glukosuria untuk mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat dan mendatangkan akibat kejang.
"Jadi, gula darah itu kudu dikontrol dengan baik. Karena tegang itu penyebabnya enggak hanya dari kepala. Enggak hanya dari kepala, dari
metabolik juga bisa," ujar Ranette.
Menurut dia, masalah ginjal nan ditandai dengan kadar ureum-kreatinin sangat tinggi alias kadar natrium nan terlalu rendah dalam darah juga dapat menyebabkan kejang.
"Gagal ginjal dengan kadar ureum-kreatinin nan sangat tinggi, itu bisa menyebabkan kejang," katanya.
Di samping itu, menurut dokter, tegang dapat terjadi lantaran trauma, tumor, alias jangkitan di kepala.
"Kejang, baik lantaran aspek trauma, jantung, alias epilepsi, ayan, dan lain-lain, itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang
bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," papar Ranette.
"Jadi, jika bisa tolong saja. Kasihan pasiennya jika tidak ditolong," imbuhnya.
Dia mengatakan pertolongan pertama sangat krusial untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang nan kejang, terutama nan sampai
mengeluarkan liur.
Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menjauhkan benda-benda nan dapat membahayakan dari sekitar tubuh pasien, melindungi kepalanya dari benturan, serta memiringkan tubuhnya agar tidak tersedak liur alias muntahan. (Ant/Z-1)