ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno menyebut sebanyak 75% LPG subsidi 3 kilogram berasal dari impor. Jumlah tersebut setara dengan 8,3 juta kiloliter.
Dia melanjutkan, jumlah impor tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lampau nan sebesar 8,17 kiloliter.
"Tahun depan bakal naik subsidi LPG-nya itu menjadi 8,3 juta kiloliter. Tahun kemarin 8,17 juta kiloliter bertambah. Itu pun impor, 75% LPG nan kita miliki sekarang untuk dipakai untuk masak itu impor," kata dia dalam Coffee Morning leopardtricks.com "Indonesia Darurat Gas, Benarkah?", Rabu (17/7/2025).
Berdasarkan info Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Desember 2024 RI mengimpor LPG sebanyak 3,94 miliar kilo gram (kg) alias sekitar 3,94 juta ton dari Amerika Serikat.
Adapun nilai impor LPG dari AS selama 2024 tersebut tercatat mencapai US$ 2,03 miliar alias sekitar Rp 32,22 triliun (kurs rata-rata sepanjang 2024 Rp 15.847 per US$).
Selain LPG, RI rupanya juga mengimpor minyak mentah (crude) dari AS. Namun, sepanjang 2024 impor minyak dari AS tercatat 668,47 juta kg dengan nilai sebesar US$ 430,87 juta alias sekitar Rp 6,8 triliun.
BPS mencatat, total impor LPG, liquefied propane dan butane, sepanjang 2024 mencapai 6,89 miliar kg alias 6,89 juta ton. Adapun total nilai impor LPG pada 2024 tercatat mencapai US$ 3,79 miliar.
Artinya, impor LPG dari Amerika Serikat mendominasi, ialah mencapai 57% dari total volume impor LPG RI. Sementara dari sisi nilai, impor LPG dari AS mencapai 53% dari total impor LPG RI.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Amankan Pasokan, Pertamina Kerahkan 273 Ribu Pangkalan LPG Subsidi