Waketum Mui Bersuara Soal Efisiensi, Yakin Anggaran Terbatas Tak Batasi Kreativitas

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesi (MUI) KH Marsudi Syuhud menyatakan tindakan efisiensi adalah langkah dalam mengelola keuangan. Tidak hanya soal negara, tetapi juga dalam rumah tangga, pesantren alias apapun konteksnya. Maka langkah nan bisa dilakukan dalah mengurutkan mana perihal nan lebih krusial dan menyusunnya berasas kala prioritas.

“Sumber daya terbatas, tapi kemauan orang tidak terbatas, apa nan kudu dilakukan? pilih kemauan nan banyak itu diurut mana nan lebih penting. Maka ada kitab Fiqhul Aulawiah. Untuk apa itu kitab? Untuk mensortir kemauan nan banyak itu menjadi satu perihal nan penting,” kata Kiai Marsudi seperti dikutip dari situs MUI, Selasa (25/2/2025).

Menurut Kiai Marsudi, anggaran rumah tangga pribadi alias pun anggaran negara merupakan pernyataan nan disetujui nan memuat perkiraan pendapatan dan shopping negara untuk jangka waktu tertentu. Memang diakui bisa jadi barangnya belum ada, tapi sudah ada perkiraan nilai pendapatannya.

"Barangnya belum ada, uangnya belum ada lantaran pajak tetap berjalan, mungkin pajaknya tetap ditarikin, tapi sudah ditargetkan dapet pajaknya sekian, pemasukannya sekian, pengeluarannya sekian, untuk apa, itulah nan di sebut lima yatawaqo tahsiluhu wa infaquhu fatrah muaddah,” ungkap Kiai Marsudi.

Maka dari itu, Kiai Marsudi membujuk agar tidak menunggu kondisi nan ideal dalam perihal ini adalah modal untuk bisa berkreasi. Dia meminta, jangan sampai produktivitas kudu dibatasi dengan modal. Kuncinya adalah, mulai dari sekarang dan tidak ditunda.

“Memulai adalah kunci dari segala hal, baru dipupuk digedein-digedein. Pertanyaannya duitnya mana? Orang itu belum apa-apa nan ditanyain duitnya dari mana? Sebab mau mulai itu tidak kudu pakai duit, memulai adalah pakai kreativitas, apa? Mau ngapain? Kreatif di situ,” dia menandasi.

Selengkapnya