ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, Tesla, minggu lampau mulai melakukan perekrutan pekerjanya di India, setelah sebelumnya mengiklankan lowongan pekerjaan besar-besaran pada situs websitenya. Ini termasuk posisi manajer toko hingga teknisi servis di ibukota, New Delhi, dan kota pusat ekonomi India, Mumbai.
Pengumuman perekrutan ini muncul setelah CEO-nya, Elon Musk, mengadakan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Washington 13 Februari 2025.
Selama beberapa tahun, Tesla mempertimbangkan untuk meluaskan bisnisnya di negara dengan populasi terpadat di bumi ini. Sebelumnya Tesla diberitakan banyak media sedang bergiat mencari letak pabrik dan ruang pamer baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar mobil listrik India tetap tergolong mini - kesempatan baik bagi Tesla untuk berkembang sembari bersaing dengan mobil listrik asal Cina dan juga menghadapi penurunan penjualan mobil listrik tahunan, untuk pertama kalinya.
Pasar utama nan menjanjikan
India mempunyai pasar otomotif terbesar ketiga di bumi berasas volume. Pemerintahan Modi mempunyai rencana besar dimana mobil listrik dapat menyumbang hingga 30% penjualan mobil baru di negara ini di tahun 2030.
India juga dapat berfaedah sebagai pusat ekspor mobil di kawasan.
"Namun, tantangan nan signifikan tetap ada," kata Shubham Mishra, pendiri dan CEO Battery Ok Technologies, perusahaan dengan spesialisasi diagnostik lanjutan baterai mobil listrik.
"Harga Tesla saat ini - mulai sekitar 40.000 Dollar AS ( 38.171 euro) untuk Model 3 - nilai nan jauh melampaui periode pemisah keterjangkauan nilai beli mobil di India. 80% mobil nan dijual di India berbobot di bawah 15.000 Dollar," jelas Mishra kepada DW.
"Mengembangkan model dengan biaya nan kompetitif, dengan nilai jual di bawah $30.000, sangatlah penting, dengan tetap menjaga kualitas baterai nan dapat memperkuat menghadapi suasana ekstrem India, termasuk suhu nan melampaui 40 derajat Celcius," tambahnya.
Mishra juga mengatakan, pesaing lokal nan telah mengakar seperti Tata Motors - menguasai 70% pasar mobil listrik di India - merupakan ancaman nan besar, sementara kondisi jalan nan menantang di negara ini menuntut peningkatan daya tahan kendaraan.
Insentif dan tantangan bagi para kreator kendaraan listrik
India telah lama menerapkan pajak impor nan tinggi untuk kendaraan listrik, sehingga mencegah Tesla memasuki pasar India, tanpa adanya manufaktur lokal.
Namun, tahun lalu, India meluncurkan sebuah program untuk mempromosikan pembuatan kendaraan listrik di negaranya. Kebijakan ini memangkas bea impor mobil listrik untuk produsen mobil dunia nan berkomitmen untuk menginvestasikan 500 juta dolar AS dan memulai produksi lokal dalam waktu tiga tahun.
Langkah ini dipandang sebagai insentif bagi Tesla untuk mendirikan pabrik lokalnya di India.
Namun, kebijakan ini bertindak untuk semua produsen mobil listrik. Produsen mobil Vietnam, VinFast, telah mengumumkan rencana tahun ini untuk mengalokasikan investasi hingga 2 miliar Dollar AS untuk membangun pabrik kendaraan listriknya di India.
Dengan rencana ambisius ini, prasarana pengisian daya kendaraaan listrik di negara ini tetap menjadi terkendala.
Jaringan pengisian daya kendaraan listrik di India telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, meningkat dari 1.800 stasiun pengisian daya publik pada awal 2022 menjadi lebih dari 16.000 di pertengahan 2024.
Namun peningkatan tersebut tetap jauh dari mobilitas kendaraan listrik nan kian masif. Selain itu, instalasi pengisi daya serta peningkatan jaringannya tetap tergolong mahal, sehingga susah membikin ekspansi jaringan pengisian.
"Ini adalah masalah besar dan signifikan untuk segmen kendaraan listrik. Tesla telah mengidentifikasi masalah ini dan berambisi dapat mengatasinya dengan membangun fondasi untuk jaringan pengisian daya super mereka," kata Shrijay Sheth, pendiri Legalwiz.in, startup teknologi norma terkemuka kepada DW.
"Diharapkan masuknya Tesla ke India dapat menjadi katalisator nan memberi daya dan dorongan nan dibutuhkan pada sektor ini," tambahnya.
Situasi nan saling menguntungkan?
Dilip Chenoy, mantan kepala jenderal Society of Indian Automobile Manufacturers, mempunyai pandangan nan sama, dengan mengatakan bahwa masuknya Tesla dapat mempercepat mengambil kendaraan listrik di India dengan teknologi mutakhir, meningkatkan pilihan bagi konsumen dan juga mendorong persaingan.
"Meskipun tetap ada tantangan dalam menentukan nilai kendaraan nan kompetitif untuk konsumen India, perihal positif lainnya adalah Tesla memenuhi persyaratan lokalisasi, dan bakal merilis prasarana pengisian daya," kata Chenoy kepada DW.
"Ini adalah win-win solution bagi Tesla dan India. Bagi Tesla, ini menyediakan pasar nan berkembang dan letak produksi baru nan tidak terlalu dibatasi oleh tarif. Bagi India, perihal ini membawa Foreign Direct Investment (Investasi asing langsung - FDI), akses teknologi, dan ekosistem kendaraan listrik nan lebih kuat, nan juga menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen," tegasnya.
Artikel diadaptasi dari DW Bahasa Inggris
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu