Sri Mulyani Ungkap Anggaran Pendidikan Akan Naik Jadi Rp745 T Di 2026

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, leopardtricks.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan, pemerintah bakal terus berkomitmen menjaga anggaran pendidikan terus terjaga dengan porsi 20% dari total shopping APBN.

Ia mengatakan, ini lantaran pendidikan menjadi konsentrasi utama Presiden Prabowo Subianto sejak dia menjabat sebagai kepala negara.

"Itu concern bapak presiden dan waktu pertama saya ditunjuk jadi menterinya, Pak Prabowo menanyakan berapa anggaran pembentulan sekolah," tegasnya saat rapat kerja mengenai pembahasan Asumsi Makro Ekonomi dalam RAPBN 2026 dengan Komisi XI DPR, Kamis (3/7/2025).

Dalam RAPBN 2026 anggaran shopping untuk program pendidikan dalam RAPBN 2026 memang ditargetkan kembali naik dibanding 2025. Pada 2025 nilainya Rp 724,3 triliun hanya untuk program mewujudkan pendidikan bermutu, dan pada 2026 bakal dikerek menjadi kisaran 2,84%-2,95% PDB.

Dengan demikian, anggaran dapat meningkat sekitar Rp 744,87 triliun hingga Rp 745,67 triliun pada tahun depan

"Ini agar bisa memandang kemajuan dan gimana memperbaiki. Itu concern bapak presiden," tegas Sri Mulyani.

Masalah anggaran pendidikan ini sempat menjadi sorotan salah satu personil Komisi XI DPR RI.

Anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Golongan Karya (Golkar) Melchias Markus Mekeng menyinggung kondisi pendidikan Indonesia nan menyedihkan pada saat rapat dengan jejeran Kementerian Keuangan.

"Saya mau bicara tentang pendidikan Bu, konsentrasi di pendidikan. Tadi saya senang sekali, lantaran tadi program nan bakal dibuat oleh Pak Prabowo, program unggulan adalah salah satunya adalah pendidikan," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI pada agenda pembahasan dugaan dasar ekonomi makro APBN 2026, Kamis (3/7).

"Yang di undang-undang tentang pendidikan nasional juga disampaikan 20% dari APBN. Putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2007 juga menyampaikan bahwa 20% itu harus," ucapnya.

Mekeng memaparkan, merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, sebesar 20% untuk pendidikan dianggarkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Sayangnya tetap 24,3% orang Indonesia nan tidak bisa mengenyam pendidikan.

"Saya mau sampaikan Bu, tingkat pendidikan kita di Indonesia itu paling besar 24,3% itu tidak sekolah. 24,3% tidak sekolah. SD 22,27%, hanya tamatan SD. SMA 21,5%, SMP 14,45%, mulai S1 sampai S3 itu tidak sampai 5%," ungkapnya.

Mekeng mengungkapkan lebih jauh, jika merujuk pada info tersebut, Ia tidak percaya bingkisan demografi nan digaungkan bisa kita nikmati.

"Karena kita hanya punya kurang lebih 5% S1 sampai S3. Ini info real," sebutnya.

"Jumlah anak tidak sekolah nan paling banyak ya di Jawa Barat lantaran jumlah penduduknya besar. Tapi jika prosentase saya rasa mereka kecil. nan putus sekolah paling banyak SD. Setelah itu SMA, SMK, dan SMP. Ini putus sekolah ini. Ini info nan saya dapatkan," paparnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rapat Soal APBN 2026 di Istana, Ini Arahan Prabowo ke Sri Mulyani Cs

Selengkapnya