Rosan Roeslani: Bpi Danantara Bakal Diawasi Ketat, Kedepankan Transparansi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diharapkan menjadi instrumen utama dalam mendorong investasi dan penguatan ekonomi nasional.

Dengan mandat langsung dari Presiden, Danantara bekerja mengelola aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai 900 miliar USD, nan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan penanammodal untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa Danantara merupakan badan nan diawasi secara ketat lantaran melibatkan beragam pihak dalam pengelolaannya.

"Karena kelak semua terlibat, lantaran ini kita lapor langsung ke Presiden. Itu tidak ada nan paling lebih tinggi lagi laporannya pertanggung jawaban ke Bapak Presiden,” ujar Rosan.

Selain itu, Rosan menekankan bahwa transparansi merupakan prinsip utama dalam pengelolaan Danantara. Hal ini sejalan dengan pengarahan Presiden agar lembaga ini berkarakter terbuka terhadap beragam pihak. "Pesan Bapak Presiden, bahwa kita ini selalu kudu bisa terbuka, dan kita sih terbuka gitu ya,” tambahnya.

Dengan aset nan dikelola sebesar 900 miliar USD, Danantara tidak hanya mengundang investasi masuk ke Indonesia, tetapi juga berperan-serta aktif dalam investasi berbareng dengan mitra asing.

"Karena kita tidak hanya minta mereka untuk masuk ke Indonesia, tapi kita juga invest bareng dengan mereka. Jadi istilahnya we put skin off the game,” jelas Rosan.

Langkah pembentukan Danantara pun mendapatkan apresiasi dari beragam kalangan. Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ajib Hamdani, menilai Danantara sebagai terobosan strategis dalam memperkuat BUMN.

"Danantara menjadi sebuah langkah terobosan dari Presiden Prabowo menjadi pondasi penguatan perusahaan milik negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ajib juga berambisi agar Danantara dapat membangun kerjasama nan saling menguntungkan dengan sektor swasta.

"Harapannya, Danantara bisa kerjasama secara mutualistik dengan private sector,” tambahnya.

Momen tak biasa terjadi saat Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara). Saat awal pidato, Prabowo lupa menyebut sejumlah nama tamu undangan. Hal itu membikin Prabowo terkejut dan panik.

Selengkapnya