ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Wakil Ketua Umum (Waketum) relawan Pro Jokowi (Projo), Freddy Damanik, meminta eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk memandang info sebelum berpidato mengenai pemimpin RI nan bertahun-tahun tidakhadir di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Damanik menyebut jika perihal itu dituduhkan kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), maka tak betul adanya.
Damanik tak menjabarkan secara rinci kehadiran Jokowi di forum PBB, tetapi dia menyertakan sejumlah pertemuan internasional nan dihadiri oleh Jokowi saat memimpin RI. Ia menyinggung peran Indonesia dalam KTT ASEAN, G20 hingga APEC.
"Kalau di forum PBB saya lupa persisnya, ya. Tapi jika forum-forum internasional, Pak Jokowi selalu aktif kok datang KTT ASEAN, G20, G7, APEC, OKI ya. Terus saya baca tadi, di situ Mas Anies ngomong aktif misalnya dalam bicara tentang lingkungan, aktif kok Pak Presiden Jokowi itu," kata Damanik dihubungi, Minggu (13/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Damanik menyinggung keikutsertaan RI di COVAX AMC (Advance Market Commitment). Ia menyebut Presiden Jokowi apalagi menjadi co-host di pertemuan itu.
"Ada waktu itu dia World Climate Action Summit, Ada KTT COP kemudian ada juga KTT Asia Zero Emission Community. Banyak lah nan ini-ini paling spektakuler Indonesia itu apa namanya, itu loh namanya COVAX AMC nan Indonesia Pak Presiden Jokowi sebagai co-host di situ," ujar Freddy Damanik.
"Jadi nan meng-create penyaluran vaksin secara cuma-cuma kepada 90 negara pendapatan menengah ke bawah itu. Nah itu Indonesia, Pak Jokowi nan mimpin itu," tambahnya.
Ia mengatakan Presiden ke-7 RI aktif dalam forum internasional. Damanik apalagi menyebut nyaris seluruh pemimpin di bumi ditemui oleh Jokowi pada hubungan bilateral.
"Tapi untuk PBB memang, saya lupa persis. Tapi, jika forum internasional secara keseluruhan banyak sekali lah, jika Pak Anies mau memandang datanya, aktif sekali ya. Termasuk nan itu loh, nan Ukraine-Rusia itu aktif mendamaikan, forum OKI juga," ujar Damanik.
"Apalagi pertemuan bilateral kayaknya nyaris semua presiden di bumi ini ditemuin sama Pak Jokowi Amerika, Perdana Menteri China, Tiongkok, Perdana Menteri Jepang, Singapura, Perdana Menteri Norwegia, Belanda, Uni Eropa, Emirat Arab banyak sekali lah," sambungnya.
Ia pun meminta Anies memandang info sebelum berpidato di depan publik. Ia menyebut jika pernyataan Anies ditujukan kepada Jokowi, maka tak betul tuduhannya.
"Jadi mungkin sebelum berpidato itu, Anies tidak memandang info kali. Jangan asal sebut, lihat info dulu, cari info dulu, banyak kok baik di Google maupun di web-web Kementerian Luar Negeri pasti banyak itu info Pak Jokowi," tutur Damanik.
"Kalaupun itu Pak Jokowi nan disebut ya, jika Pak Jokowi nan disebut, dia
(Anies) kan nggak nyebut nama ya, jika nan dituduhkan itu Pak Jokowi itu nggak betul bahwa selama kepemimpinan Pak Jokowi peran Indonesia di bumi internasional itu tidak menurun," imbuhnya.
Pernyataan Anies
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Indonesia kudu berkedudukan aktif di kancah internasional. Anies pun menyinggung bertahun-tahun kepala negara tidakhadir di forum PBB.
"Kita kudu selalu muncul dalam pertemuan-pertemuan global. Bapak ibu sekalian bertahun-tahun Indonesia tidakhadir di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri," kata Anies saat berpidato dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Gerakan Rakyat, di Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2025).
Anies menilai sikap pasif di bumi internasional dapat merugikan Indonesia sebagai negara nan besar. Dia menganalogikan perihal itu seperti orang nan mempunyai rumah besar di kampung, tapi tidak ikut rapat RT.
"Kalau kita tidak aktif di bumi internasional. Itu seperti begini. Kita penduduk kampung. Ukuran kampungnya nomor 4 terbesar. Ukuran rumahnya nomor 4 terbesar di RT itu. Tapi jika rapat kampung kita tidak pernah datang. Cuman kita bayar iuran jalan terus," ucapnya.
Lebih lanjut, Anies menuturkan Indonesia punya posisi krusial di Asia Tenggara.
"Di Timur ada Tiongkok paling besar, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Taiwan ini semua wilayah nan suasananya tegang bukan nan suasananya teduh. Tak terbayangkan utara dan selatan. Antara Korea Selatan dan selatan tegang. Antara Tiongkok dengan Jepang, tegang," sebutnya.
"Wilayah nan ini (ASEAN) teduh. Dan Indonesia kudu bisa menjaga keteduhan di wilayah ini. Jadi, kita jika memandang ini. Inilah wilayah nan kudu bisa menjadi kekuatan masa depan di Asia," tambahnya.
(dwr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini