ARTICLE AD BOX

POPULASI monyet hidung panjang alias Bekantan (nasalis larvatus) di pusat konservasi Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) terus bertambah.
Pulau Curiak nan dikelola Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) sejak 2015 lampau mencatat populasi bekantan sebanyak 14 ekor dan sekarang sudah bertambah menjadi 52 ekor. "Populasi bekantan di Pulau Curiak terus bertambah. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan konservasi rimba mangrove jenis rambai nan menjadi sumber makanan utama bekantan," ungkap Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amelia Rezeki, Jumat (4/7).
Pulau Curiak dan Desa Wisata Muara Kanoko, Kabupaten Barito Kuala, menawarkan wisata alam minat unik berupa kehidupan alam liar di pulau nan berada di tengah Sungai Barito. "Pulau Curiak ini menjadi lokasi wisata minat unik nan diminati visitor terutama visitor mancanegara. Selain aspek keelokan alam berupa rimba mangrove juga keberadaan satwa bekantan dan satwa eksotis alam liar lainnya," tutur Amelia.
Demikian juga dengan luas areal konservasi dan stasiun penelitian bekantan di Pulau Curiak nan awalnya hanya 2,4 hektare sekarang bertambah menjadi 10 hektare lewat program buyback land (wakaf tanah). Dikatakan Amelia dari waktu ke waktu jumlah kunjungan visitor di Pulau Curiak terus meningkat.
Umumnya para visitor asing berjamu ke Pulau Curiak 1-2 minggu untuk menikmati keelokan alam dan satwa liar. "Bahkan nyamuk dan bunyi jangkrik justru disukai visitor asing," kata Amelia nan berprofesi sebagai pengajar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini.
Pulau Curiak, sebuah pulau mini di tengah Sungai Barito nan masuk wilayah Desa Kanoko, Kabupaten Barito Kuala. Pulau ini dapat dijangkau menggunakan perahu motor sekitar 30 menit dari dermaga Kuin Banjarmasin.
Di pulau ini dibangun Pusat Penelitian Bekantan dan Konservasi Mangrove jenis Rambai. Pulau Curiak merupakan salah satu situs geopark Meratus untuk konservasi alam dan edukasi.
Pengembangan wisata minat unik di Pulau Curiak ini juga berakibat pada ekonomi masyarakat sekitar seperti penyediaan transportasi, makanan maupun suvenir bagi wisatawan.
Wisata Pulau Curiak ini bakal dikoneksikan dengan wisata dan situs geopark nan ada di sepanjang Sungai Barito seperti industri perahu tradisional (jukung) Pulau Sewangi, kampung Sasirangan, rumah lanting, museum Wasaka hingga situs Pasar Terapung. (H-3)