Polri Gunakan Helikopter Untuk Evakuasi Dan Cek Titik Banjir Jabodetabek

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Jakarta - Polri turut berupaya menangani akibat banjir nan melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan mengerahkan ratusan personel dan peralatan SAR. Salah satu nan dilakukan adalah dengan memantau lewat udara menggunakan helikopter, untuk memandang kondisi terkini di beragam titik banjir.

Kepala Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Kakorpolairud) Baharkam Polri Irjen Yassin Kosasih menyampaikan, pihaknya menurunkan sekitar 200 personel nan tersebar di delapan titik, termasuk Perumahan Jatirasa, Jatiasih, Pondok Gede Permai, dan Kebon Pala, Bekasi.

"Kami turut berempati atas musibah banjir nan terjadi di Jabodetabek, terlebih di Bulan Suci Ramadhan ini. Saat ini, Babelan menjadi salah satu konsentrasi utama kami lantaran di sana terlihat personel tetap kurang, sementara banyak rumah nan tetap terendam. Kami bakal mengerahkan lebih banyak personel dan peralatan ke sana," tutur Yassin kepada wartawan, Rabu (5/3/2025).

Menurut Yassin, pihaknya juga menyiagakan perlengkapan SAR seperti perahu karet, pelampung, dan perangkat pemindahan lainnya. Sejauh ini, personel dari beragam satuan, baik itu Korps Brimob, Sabhara, hingga Lalu Lintas, telah terjun membantu masyarakat terdampak.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menambahkan, Polri sudah mengambil beragam langkah mitigasi sejak awal terjadinya banjir.

"Kami berempati kepada saudara-saudara kita nan terkena musibah banjir. Sejak kemarin, Kapolri telah menginstruksikan seluruh jejeran untuk turun langsung ke lapangan," ungkap Trunoyudo.

Lebih lanjut, upaya mitigasi tetap terus dilakukan dengan berkoordinasi berbareng Kementerian Sosial (Kemensos) dan stakeholder lainnya. Adapun proses pemindahan tetap berlangsung, terutama di wilayah-wilayah nan tetap tergenang, seperti Babelan.

“Selain evakuasi warga, kami juga memastikan keamanan lingkungan dengan patroli malam oleh Sabhara, serta melakukan rekayasa lampau lintas di wilayah nan terdampak banjir,” Trunoyudo menandaskan.

Promosi 1

Banjir Berangsur Surut

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyatakan, bencana banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) relatif terkendali. Menurut dia, situasi hari ini, Rabu (5/3/2025) secara umum sudah semakin baik. 

“Jadi kemarin kita laksanakan operasi modifikasi cuaca apalagi sampai malam ada hasilnya, rata-rata di wilayah Jabodetabek ini tidak turun hujan sehingga relatif tinggi muka air juga sudah semakin mini untuk nan tetap tergenang ada di kota Bekasi di beberapa,” kata Suharyanto saat meninjau posko pengungsian BNPB di Bekasi, Rabu (5/3/2025).

Meski terkendali, Suharyanto memastikan tugasnya belum selesai. Sebab tinggi muka air di sejumlah tempat tetap belum kembali normal. 

Contohnya di Kabupaten Bekasi nan tetap ada genangan di sejumlah titik. Kemudian Jakarta sudah turun jumlah genangan dan banjirnya dari nan kemarin hingga 3 meter di Kebon Pala sekarang sudah surut.

“Ada di Tangerang tinggal kabupaten Tangerang, Depok sudah surut, Kabupaten Bogor juga sudah surut tinggal pembersihan dan jembatan nan terputus, sementara Kota Bogor relatif terkendali. Itu update per hari ini,” beber Suharyanto.

Melihat kondisi tersebut, Suharyanto mengamini banyak penduduk nan memilih untuk pulang dan membersihkan rumahnya secara mandiri. 

“Masyarakat nan terdampak secara lambat laun juga sudah kembali, mereka konsentrasi hari ini melaksanakan pembersihan,” ujar Suharyanto.

Sebagai informasi, Kepala BNPB memastikan, operasi modifikasi cuaca bakal terus dilakukan hingga tanggal 11 Maret seperti prediksi BMKG yabg menyebut bakal datangnya curah hujan ekstrem.

“Operasi modifikasi cuaca akan kita lakukan sampai tanggal 8 kemudian rehat sebentar, lampau tanggal 11 bakal dimulai lagi lantaran prediksi BMKG di tanggal 11 bakal muncul hujan nan ekstrem,” katanya memungkasi.

Jakarta Diminta Ikut Danai Operasi Modifikasi Cuaca

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengatakan pemerintah bakal menggelar operasi modifikasi cuaca untuk mengatasi banjir nan melanda wilayah Jabodetabek. Menurut Pratikno, operasi modifikasi cuaca ini dapat mengurangi curah hujan nan menimbulkan banjir.

"Kita juga menambah untuk operasi modifikasi cuaca lantaran ini banjir ini masalahnya juga ada kiriman dari hulu, juga di hilirnya sendiri juga hujan terus ya di wilayah area Jabodetabek. Makanya ini kudu dikurangi curah hujan," jelas Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Dia menyampaikan operasi modifikasi cuaca ini bakal ditangani Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Namun, Pratikno meminta pemerintah provinsi (pemprov) ikut mendanai operasi modifikasi cuaca.

"Tapi kita juga berambisi pemerintah DKI bisa menambah lebih lanjut mengenai untuk modifikasi cuaca," ujar Pratikno.

Pratikno menuturkan operasi modifikasi cuaca akan dilakukan sampai pekan kedua Maret 2025. Hal ini sesuai prediksi BMKG bahwa Jabodetabek tetap diguyur hujan hingga pekan kedua Maret.

"Jadi menurut perkiraan BMKG, jadi itu sampai awal minggu kedua situasinya tetap hujan di perkiraan lebat. Karena itu kita bakal coba turunkan kurangi," jelas Pratikno.

Dia memastikan pemerintah bergerak sigap melakukan pemindahan masyarakat nan terdampak banjir di Jabodetabek.

Pratikno juga sudah berkoordinasi dengan menteri dan lembaga mengenai untuk support serta pengungsian penduduk terdampak.

"Jadi nan sekarang ini, nan urgent sekarang ini adalah penanganan terhadap penduduk nan terdampak itu nan pertama," kata dia.

Modifikasi Cuaca Fokus di Jawa Barat

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, operasi modifikasi cuaca pada Rabu, 5 Maret 2025, bakal difokuskan di wilayah Jawa Barat. Pasalnya, kata dia, hujan nan turun di Jawa Barat dapat mengalir ke hilir nan dapat menjadi sumber banjir di Jakarta.

"Untuk besok itu prioritas di Jawa Barat lantaran memang nan paling rentan di Jawa Barat, terutama ini di wilayah pegunungan di Puncak, awannya dari situ kelak bisa jadi sumber banjir untik ke hilir," kata Dwikorita di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025).

"Tidak hanya kena Jawa Barat, tapi juga bisa mengalir ke arah utara ke DKI ya juga banjir dikhawatirkan bisa begitu sungainya kan juga mengalir ke utara," sambungnya.

Dia menyampaikan curah hujan diprediksi tetap relatif tinggi hingga 11 Maret 2025. Sehingga, BMKG diminta melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan nan dapat menyebabkan banjir, khususnya di area rawan banjir dan longsor.

"Kami BMKG bakal melakukan modif cuaca konsepnya adalah menghalangi alias apa yah, awan-awan nan harusnya bergerak bertiup ke area rawan itu dijatuhkan sebelum masuk ke area rawan," jelas dia.

Dalam operasi modifikasi cuaca, Dwikorita menjelaskan BMKG akan menurunkan awan-awan hujan tersebut ke waduk alias laut. Dengan begitu, dapat mencegah terjadinya banjir di daratan.

"Jadi dijatuhkannya misalnya tetap di laut. Jadi tidak dijatuhkan di darat, kelak banjiri nan di darat, iya kan. Jadi dijatuhkan di waduk alias di laut konsepnya. Seperti itu lantaran jika di darat kelak banjir di tempat lain," tutur Dwikorita.

Selengkapnya