Perusahaan Nikel Didorong Pakai Sindikasi Perbankan Nasional Untuk Industrialisasi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Perusahaan Nikel Didorong Pakai Sindikasi Perbankan Nasional untuk Industrialisasi Smelter milik Ceria Group(Ceria Group)

Pemerintah terus mendorong program hilirisasi nikel sebagai bagian dari strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita. Salah satu nan sedang diperkuat adalah support dari perbankan nasional untuk mendanai proyek smelter di Tanah Air.

Presiden Prabowo Subianto secara resmi telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BPI Danantara pada Senin (24/2), di Istana Kepresidenan, Jakarta. Nantinya, Danantara bakal berfokus pada sektor hilirisasi mineral hingga pembangunan pusat info kepintaran buatan. Prabowo mengungkap bakal mengalokasikan gelombang pertama investasi di Danantara senilai US$20 miliar untuk sekitar 20 proyek strategis nasional.

"Kurang lebih 20 proyek strategis berbobot miliaran dolar bakal difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat info kepintaran buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta daya terbarukan," kata Prabowo dalam pidato peresmian Danantara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengungkapkan, di Indonesia sudah ada satu akomodasi pemurnian alias smelter nikel nan mendapat support pembiayaan dari perbankan nasional. Smelter tersebut adalah milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) nan menggunakan pendanaan dari PT Bank Mandiri Tbk. Fasilitas pemurnian tersebut seyogianya dapat menjadi contoh bagi perbankan lain agar mau membiayai proyek hilirisasi.

"Sudah ada, setahu saya smelter nikel milik Ceria Group nan menggunakan pendanaan dari beberapa bank," ujarnya dikutip pada Rabu (26/2). 

Adapun, Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan pertambangan nikel terintegrasi nan beraksi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan mencapai 6.785 hektare. Pada 2019, Ceria memulai komitmen untuk agenda hilirisasi lewat peletakan batu pertama smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Rectangular. Lalu pada 2020, pemerintah menetapkan smelter RKEF Rectangular dan pabrik HPAL milik Ceria sebagai Proyek Strategis Nasional.

Dua tahun setelahnya, tepatnya pada 2022, Ceria memperoleh support angsuran sindikasi akomodasi term loan pembiayaan dari sejumlah perbankan. Pembiayaan itu dipimpin oleh Bank Mandiri dengan personil Bank Jabar Banten (BJB) dan Bank Sulawesi Selatan Barat (Bank Sulselbar). 

Dalam perjanjian pembiayaan sindikasi itu, Ceria mendapat total pendanaan US$277,69 juta dalam corak akomodasi term loan untuk mendukung pembangunan dan operasional pabrik smelter feronikel RKEF line 1 dan akomodasi pendukungnya di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Posisi strategis proyek smelter milik Ceria Group jadi salah satu pertimbangan perbankan nasional untuk menyalurkan kredit. Perusahaan tersebut juga tercatat sukses meningkatkan kontribusi kepada negara dalam perihal beragam jenis pajak untuk pemerintah pusat maupun daerah, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), hingga royalti.

Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama Yusram Rantesalu mengungkapkan kontribusi pajak nan disetor perusahaan kepada negara tercatat mengalami kenaikan 147%, dari Rp150 miliar menjadi lebih dari Rp300 miliar.

"Hal ini menegaskan peran perusahaan dalam mendukung pembangunan prasarana dan kesejahteraan masyarakat lokal. Peran Ceria juga sangat berakibat dalam perihal peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Wolo dengan tidak adanya tingkat miskin ekstrem," ujar Yusram.

Apresiasi Smelter Merah Putih

Sementara itu, Tim Bank Mandiri dan Mandiri Tunas Finance mengapresiasi kesiapan Smelter Merah Putih Ceria nan saat ini memasuki tahap persiapan Project Commercial Operation Date (PCOD) pada kunjungan lapangan mereka ke site Ceria di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada 19-21 Februari 2025. 

Kunjungan itu merupakan bagian dari observasi mendalam tim Bank Mandiri terhadap perkembangan proyek Smelter Merah Putih yang dijadwalkan bakal segera beraksi dalam waktu dekat.

Perwakilan Bank Mandiri turut memandang beragam area proyek, termasuk Smelter RKEF Line 1 (Smelter Merah Putih), area pertambangan, Jetty Wolo, akomodasi perangkat berat dan workshop, serta beragam prasarana pendukung lainnya. Kunjungan ini juga menjadi momentum krusial untuk memperdalam kerjasama strategis antara Ceria Group dan Bank Mandiri.

Kedua pihak optimis bahwa kerja sama nan telah terjalin selama ini dapat memperkuat hubungan bisnis, sekaligus membuka kesempatan baru dalam mendukung pengembangan industri serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Adapun kunjungan ini juga termasuk peninjauan perangkat berat oleh tim Bank Mandiri di area kontraktor tambang Ceria, ialah PT Ceria Jasa Tambang Pratama (CJTP). Harmonisasi dan sinergi antara Ceria Group dan Bank Mandiri menjadi aspek kunci dalam mewujudkan kesuksesan proyek Smelter Merah Putih.

"Dengan optimisme nan tinggi, Ceria Group berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kemajuan industri nikel serta perekonomian Indonesia secara keseluruhan," pungkas Yusram. (E-3) 

Selengkapnya