LRT Bali Kini Dibangun, Raksasa Kereta China Ingin Ikut Terlibat

Proyek Light Rail Transit (LRT) Bali baru aja dimulai dengan groundbreaking yang digelar Rabu kemarin (4/9/2024) di Sentral Parkir Kuta. Ini dia berita serunya: proyek LRT ini bakal digali sampai kedalaman 30 meter, padahal Pemkab Badung awalnya cuma menetapkan 15 meter. Tapi demi keamanan, kita ambil yang lebih dalam, kata Direktur PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, atau Ari Askhara.

Jadi, stasiun di fase pertama bakal dibangun di atas lahan milik Pemprov Bali dan Pemkab Badung, jadi kita bisa ngurangin biaya buat beli lahan swasta. Untuk konstruksinya, PT SBDJ udah milih PT Indotek sebagai kontraktor utama yang bakal kerja bareng China Railway Construction Corporation (CRCC) dan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali).

Ari bilang, Indotek udah punya pengalaman teknis yang oke banget buat proyek sebesar ini, sementara CRCC terkenal sebagai kontraktor kereta yang udah ngebangun 200 ribu kilometer di lebih dari 100 negara. Bakal ada 10 bor raksasa, atau tunnel boring machine (TBM), yang bakal tiba pada April 2025. Dari September 2024 sampai saat itu, mereka bakal fokus ngurusin konstruksi di tiap stasiun.

Pembangunan LRT Bali ini akan dibagi dalam empat fase. Fase pertama bakal nyambungin Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir, terus ke Seminyak, Berawa, dan Cemagi, sepanjang 16 kilometer. Fase kedua bakal nyambungin Bandara Ngurah Rai ke Jimbaran, Unud, dan Nusa Dua, sepanjang 13,5 km. Fase tiga bakal menghubungkan Sentral Parkir Kuta ke Sesetan, Renon, dan Sanur, sedangkan fase empat bakal melanjutkan dari Renon ke Sukawati dan Ubud. Fase tiga dan empat masih dalam tahap uji kelayakan.

Total investasi untuk fase pertama dan kedua mencapai sekitar US$ 10,8 miliar, dan untuk keseluruhan empat fase mencapai US$ 20 miliar. Targetnya, fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir plus fase dua bakal selesai akhir kuartal kedua 2028, dan fase pertama serta kedua diharapkan bisa beroperasi penuh akhir 2031. Ari mengungkapkan bahwa fase pertama mungkin bisa mulai beroperasi awal 2028, sementara fase dua akhir 2028, tergantung kondisi tanah.

Untuk harga tiket, bagi wisatawan asing, tiket LRT Bali diperkirakan bakal berkisar antara US$35-US$40, atau sekitar Rp542 ribu-Rp620 ribu per orang per minggu. Ari bilang, tarif pastinya belum ditetapkan karena mereka masih menghitung biaya konstruksi. “Kita targetkan utama adalah wisatawan, jadi harganya masih fleksibel. Bayangkan, kalau turis dari bandara ke Cemagi pakai grab, itu bisa habiskan Rp 350 ribu dalam 2,5 jam,” tambah Ari.

Untuk penumpang lokal dengan KTP Bali, mereka berusaha agar tarifnya gratis. “Saya maunya gratis, ya. Selama punya KTP Bali, kita lagi usahakan agar tarifnya lebih rendah, bahkan gratis kalau bisa,” kata Ari.