ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang kerabat tetap terjadi di negara kebanyakan Muslim, Suriah, meski pemerintahan Bashar Al-Assad jatuh. Orang-orang bersenjata pro Assad dilaporkan melakukan serangan "paling keras" sejak penggulingan presiden nan berkuasa 20 tahun itu.
Mengutip AFP Jumat (7/3/2025), pertempuran terjadi di provinsi persisir Mediterania Latakia. Wilayah itu merupakan jantung minoritas Alawite, aliran Syiah nan dianut Assad.
"Selama operasi itu, pasukan keamanan menangkap dan menahan seorang mantan kepala intelijen angkatan udara, salah satu badan keamanan paling tepercaya family Assad," kata instansi buletin negara SANA merujuk pemerintahan baru Suriah, di bawah ketua Ahmed al-Sharaa.
"Pasukan kami di kota Jableh sukses menangkap penjahat Jenderal Ibrahim Huweija nan dituduh melakukan ratusan pembunuhan selama era penjahat Hafez al-Assad (ayah dan pendahulu Bashar al-Assad)," tambah laman itu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Bentrokan di kota pesisir Jableh dan desa-desa di sekitarnya adalah nan paling keras dari pemerintahan baru sejak Assad digulingkan. Sebagian besar nan tewas berasal dari jejak tembok pemberontak Idlib di barat laut.
"Setidaknya tiga orang bersenjata di Jableh tewas," kata Observatorium nan berpusat di Inggris itu.
Direktur keamanan provinsi itu mengatakan pasukan keamanan berantem dengan orang-orang bersenjata nan setia pada Assad dengan serangan helikopter. Ini untuk menembus hutan-hutan Suriah tempat golongan Assad bersembunyi.
Pasukan keamanan memberlakukan jam malam di wilayah tersebut. Termasuk kota pelabuhan Tartus dan kota ketiga Homs.
Sementara itu, para pemimpin golongan Alawi menyerukan "unjuk rasa damai" sebagai tanggapan serangan pemerintah baru. Mereka mengatakan pasukan rezim baru menargetkan rumah-rumah penduduk sipil.
Pemerintahan Assad digulingkan Desember 2024 lalu. Pemerintahannya ditandai oleh banyak pelanggaran kewenangan asasi manusia, bentrok internal nan berkepanjangan, serta penindasan terhadap oposisi politik.
Perlu diketahui, ekonomi Suriah hancur setelah 14 tahun perang saudara. Di 2023, ekonominya menyusut 85%, dari US$ 67,5 miliar di 2011 menjadi US$ 9 miliar, dalam jenis Bank Dunia (World Bank).
Situasi tersebut membikin negara itu secara ekonomi setara dengan negara-negara seperti Chad dan Palestina. Suriah merupakan salah satu negara terminsikin di Timur Tengah.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Serang Pangkalan Militer di Tartus Suriah
Next Article Mencekam! Potret Negara ini Dikuasai Pemberontak Bawa Tank ke Kota