Kunjungi Ri Di Bulan Mei, Presiden Prancis Bakal Bertemu Prabowo

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, leopardtricks.com - Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard mengemukakan rencana kehadiran Presiden Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025. Hal ini terungkap dalam pertemuan Lombard dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu lampau (5/3/2025), di Prancis.

Kepada Airlangga, Lombard mengharapkan perbincangan ekonomi tingkat tinggi pada saat kehadiran Presiden Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025. Lombard juga memuji peran Indonesia nan sangat krusial sebagai ekonomi terbesar di area ASEAN.

"Indonesia negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi ASEAN sangat krusial bagi Prancis," ujar Lombard, dalam rilis, dikutip Jumat (7/3/2025).

Sementara itu, kepada Lombard, Airlangga mengharapkan percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA) nan telah berjalan dalam 19 putaran selama 9 tahun.

"Penyelesaian I-EUCEPA adalah momentum nan tepat saat bumi menghadapi ketidakpastian lantaran kebijakan luar negeri Presiden AS Trump. Indonesia terbuka untuk berbincang dan berambisi agar Indonesia dan Uni Eropa dapat menemukan jalan tengah nan mengakomodasi kepentingan bersama," etgas Airlangga.

Penyelesaian perundingan I-EUCEPA diyakini dapat menjadi langkah krusial untuk memperkuat perdagangan dan investasi antar kawasan. Menteri Lombard menyambut baik permintaan Menko Airlangga. Prancis bakal terus berbincang seraya menyiapkan konsesi finansial untuk investasi proyek-proyek melalui CEPA.

Menurut Lombard, CEPA ini mensyaratkan akses pasar nan kuat, atensi pada rumor lingkungan, dan hubungan komersial nan tangguh.

Dalam kesempatan ini, Airlangga juga membahas mengenai aksesi RI di OECD. Airlangga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan 8% secara bertahap, dan kemauan Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita setara negara maju. Oleh lantaran itu, Indonesia mengharapkan support Prancis pada proses aksesi OECD serta pengembangan industri dan investasi Prancis di Indonesia.

Dia juga menyinggung perihal investasi krusial Prancis di RI, ialah Eramet Group nan bekerja-sama dengan RRT di Maluku Utara.

Eramet Group saat ini sedang memperluas keterlibatannya dalam rantai nilai Baterai EV berbasis Nikel dengan mengoptimalkan potensi sumber daya di Weda Bay, Halmahera Tengah. Kerja sama ini mencakup pengolahan dan hilirisasi mineral strategis guna mendukung ekosistem EV nan lebih berkelanjutan.

Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Prancis atas support terhadap penundaan penerapan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) menjadi akhir tahun 2025. 

Airlangga menegaskan, "Pemerintah selalu proaktif melakukan perbincangan bilateral mengenai penyelenggaraan EUDR ini dengan pihak Uni Eropa. Dialog tersebut dapat menjadi ruang bagi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kepentingan nasional dan interest pihak Uni Eropa".

Dia juga menekankan pentingnya penguatan industri minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO) sebagai salah satu sektor unggulan nan berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Menko Airlangga membujuk Prancis mendukung komitmen Indonesia untuk comply terhadap standar keberlanjutan nan diakui secara global, khususnya dalam industri CPO.

Mengakhiri pembicaraan, kedua Menteri sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis sehingga dapat memberikan faedah bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

"Pertemuan bilateral ini menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi. Hubungan diplomatik Indonesia-Prancis nan sudah menginjak 75 tahun pada tahun ini diharapkan menjadi kesempatan untuk meluncurkan program-program kerja sama baru kedua negara," papar Airlangga.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Jadi Negara Asean Pertama i OECD - Petronas PHK Karyawan

Next Article Sangar! Begini Gaya Sri Mulyani Bareng Prabowo Berseragam Militer

Selengkapnya