Kenali Dampak Obesitas Pada Kesehatan, Bukan Sekedar Masalah Penampilan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Kenali Dampak Obesitas pada Kesehatan, Bukan Sekedar Masalah Penampilan Berikut dampak obesitas bagi kesehatan(freepik)

OBESITAS sekarang telah menjadi tantangan kesehatan dunia nan semakin mendesak, tidak hanya di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Lebih dari sekadar masalah penampilan, obesitas merupakan ancaman serius nan dapat memicu beragam penyakit kronis. 

Kondisi ini terjadi ketika asupan daya (kalori) melampaui pengeluaran daya dalam waktu nan lama, sehingga terjadi penumpukan lemak tubuh nan berlebihan. Dampak obesitas sangat beragam dan kompleks, memengaruhi beragam sistem organ dalam tubuh kita.

Salah satu akibat utama obesitas adalah meningkatnya akibat penyakit kardiovaskular. Kelebihan lemak, terutama lemak visceral di area perut, dapat menyebabkan peradangan kronis dan disfungsi endotel, nan merugikan kesehatan pembuluh darah. Kenaikan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, disertai penurunan kadar kolesterol HDL, berkontribusi pada pembentukan plak aterosklerosis di arteri.

Hal ini dapat menghalang aliran darah dan meningkatkan akibat terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, kandas jantung, serta hipertensi. Tak hanya itu, obesitas juga merupakan aspek akibat utama bagi glukosuria jenis 2. Jaringan lemak nan berlebihan memproduksi hormon dan sitokin nan mengganggu sensitivitas insulin, menyebabkan resistensi insulin. 

Ketika pankreas kudu memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darah normal, seiring waktu, organ ini bisa mengalami kelelahan dan akhirnya tidak bisa memproduksi cukup insulin, nan berujung pada hiperglikemia (gula darah tinggi).

Obesitas juga berakibat pada beragam masalah pernapasan, seperti sleep apnea obstruktif, sindrom hipoventilasi obesitas, dan asma. Penumpukan lemak di sekitar dada dan leher dapat membatasi keahlian paru-paru untuk mengembang dan menyempitkan saluran napas, sehingga mengganggu proses pernapasan. 

Selain itu, kelebihan berat badan memberikan tekanan berlebih pada sendi, terutama lutut, pinggul, dan tulang belakang, sehingga meningkatkan akibat osteoarthritis, nyeri punggung bawah, dan gangguan muskuloskeletal lainnya. Obesitas juga dapat menyebabkan peradangan pada tendon dan ligamen, nan pada gilirannya dapat menyebabkan rasa nyeri dan disfungsi.

Penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD) merupakan salah satu komplikasi serius dari obesitas. NAFLD adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak di hati pada perseorangan nan tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Kondisi ini bisa berkembang menjadi steatohepatitis non-alkoholik (NASH), nan dapat berujung pada fibrosis hati, sirosis, dan apalagi kanker hati. 

Selain itu, obesitas juga berangkaian dengan meningkatnya akibat beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar, tetek (pada wanita pasca menopause), endometrium, ginjal, esofagus, dan pankreas. Mekanisme nan mendasari hubungan antara obesitas dan kanker berkarakter kompleks, melibatkan faktor-faktor seperti peradangan kronis, resistensi insulin, serta perubahan kadar hormon.

Dampak negatif obesitas tidak hanya terbatas pada aspek bentuk saja, tetapi juga sangat mempengaruhi kesehatan mental. Obesitas dapat menyebabkan kondisi seperti depresi, kecemasan, rendah diri, dan mengalami stigma sosial. Stigma mengenai berat badan serta diskriminasi dapat memperburuk masalah kesehatan mental nan dihadapi perseorangan dengan obesitas. Terlebih lagi, pada wanita, obesitas selama kehamilan dapat meningkatkan akibat beragam komplikasi, seperti glukosuria gestasional, preeklamsia, kelahiran prematur, dan abnormal lahir.

Pencegahan dan penanganan obesitas memerlukan pendekatan nan menyeluruh dan terintegrasi, melibatkan individu, keluarga, ahli kesehatan, serta masyarakat secara keseluruhan. Penting untuk mengangkat style hidup sehat nan mencakup perubahan pola makan nan berkelanjutan, peningkatan aktivitas bentuk secara rutin, dan modifikasi perilaku nan positif. 

Dalam kasus tertentu, intervensi medis seperti terapi obat-obatan dan bedah bariatrik juga dapat dipertimbangkan. Selain itu, diperlukan upaya kesehatan masyarakat nan mendukung terciptanya lingkungan sehat, seperti meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan akomodasi olahraga, serta melaksanakan kampanye edukasi untuk menyebarkan kesadaran mengenai akibat obesitas dan pentingnya style hidup nan sehat.

Sumber: World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

Selengkapnya