ARTICLE AD BOX
Jakarta, leopardtricks.com - Warga Jerman telah memberikan bunyi dalam pemilihan nasional nan berjalan pada Minggu (23/2/2025). Pemilihan federal 2025 diprediksi bakal menghasilkan kanselir baru, menggantikan Olaf Scholz.
Melansir CNBC International, Persatuan Demokratik Kristen (CDU) dan afiliasinya Persatuan Sosial Kristen (CSU) telah menduduki ranking pertama dalam jajak pendapat menjelang pemilihan, menempatkan kandidat utama mereka Friedrich Merz dalam daftar calon kanselir.
Partai sayap kanan Alternative fuer Deutschland (AfD) diperkirakan bakal berada di urutan kedua, di depan Partai Sosial Demokratik (SPD) milik Scholz dan Partai Hijau, nan juga telah menjadi bagian dari koalisi penguasa terbaru nan runtuh akhir tahun lalu.
Ini menandai pergeseran dari pemilihan 2021, ketika SPD menang, diikuti oleh CDU/CSU. AfD meraih posisi keempat saat itu.
"Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Partai Konservatif (CDU/CSU) bakal memperoleh bunyi terbanyak, tetapi mereka bakal memerlukan satu alias dua mitra koalisi (yang tidak mungkin), kemungkinan SPD dan/atau Partai Hijau," kata analis Deutsche Bank dalam sebuah catatan awal minggu ini.
Semua partai besar telah menyatakan bahwa mereka tidak bakal berkoalisi dengan AfD nan berpatokan kanan ekstrem. Hasil pemilu partai tersebut bakal tetap diawasi ketat lantaran popularitasnya nan terus meningkat, meskipun ada serangkaian kontroversi dan penyelidikan atas perilakunya, nan juga telah memicu protes nasional.
Warga Jerman bakal memberikan dua bunyi di tempat pemungutan suara, satu untuk memilih langsung personil parlemen untuk mewakili wilayah pemilihan mereka dan satu untuk daftar partai.
Sementara pemungutan bunyi kedua bakal menentukan susunan proporsional Parlemen Jerman, Bundestag, dengan partai-partai mengirimkan kandidat mereka ke Berlin untuk memastikan perwakilan.
Ada juga periode pemisah 5% nan kudu dipenuhi partai-partai untuk menempatkan delegasi ke Bundestag. Beberapa partai nan lebih kecil, termasuk Partai Kiri, Partai Demokrat Bebas (FDP) dan Bündnis Sahra Wagenknecht (BSW), telah lama melakukan jajak pendapat di sekitar nomor ini, dengan Partai Kiri sedikit meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Selain itu, pemilu ini berjalan beberapa bulan lebih awal dari nan direncanakan semula lantaran pecahnya apa nan disebut koalisi lampu lampau lintas - nan terdiri dari SPD milik Scholz, partai Hijau, dan FDP - pada November. Aliansi tersebut telah berkuasa sejak mengambil alih kedudukan dari kanselir lama Angela Merkel pada tahun 2021.
Perselisihan politik dan ketidaksepakatan selama berbulan-bulan dalam koalisi tentang kebijakan ekonomi, fiskal, dan anggaran akhirnya menyebabkan keruntuhan pemerintah, lantaran Scholz memecat mantan Menteri Keuangan Christian Lindner.
Langkah-langkah kemudian diambil untuk memicu pemilu cepat, nan hanya terjadi tiga kali dalam sejarah Jerman. Scholz pertama-tama kudu menyerukan mosi tidak percaya kepada dirinya sendiri di parlemen negara itu, sebelum mengusulkan pembubaran nan terakhir kepada Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Kepala negara kemudian membubarkan majelis rendah parlemen, menetapkan tanggal pemilihan pada 23 Februari 2025.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mengejutkan! Ekonomi Jerman Tak Tumbuh Sejak 2023
Next Article Jerman Kacau Balau, Krisis Ekonomi Menggila-Pemerintahan Kolaps