Jadi Anggota Ke-11, Kehadiran Prabowo Di Ktt Brics Tegaskan Posisi Strategis Indonesia Di Kancah Global

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jadi Anggota ke-11, Kehadiran Prabowo di KTT BRICS Tegaskan Posisi Strategis Indonesia di Kancah Global Presiden Prabowo Subianto.(Biro Pers Sekretariat Presiden.)

PRESIDEN Prabowo Subianto Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 nan digelar di Rio de Janeiro, Brazil, setelah resmi menjabat sebagai Presiden RI dan setelah Indonesia menjadi personil penuh BRICS sejak Januari 2025 lalu. Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Prabowo percaya keikutsertaan dalam BRICS bisa menempatkan Indonesia dalam posisi strategis di kancah global.

"Presiden Prabowo optimistis dengan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS bakal memperkuat posisi Indonesia di kancah global, serta menekankan pentingnya kerja sama antarnegara melalui forum seperti BRICS untuk mendukung stabilitas dan kemakmuran dunia,” ujar Teddy dalam keterangan tertlisnya, Senin (7/7).

Inisiasi Prabowo?

Ia menyebut, keikutsertaan Indonesia dalam forum BRICS merupakan hasil dari inisiasi langsung Presiden Prabowo di tahun pertama menjabat sebagai Presiden. Teddy juga mengklaim, keanggotaan Indonesia langsung disambut baik oleh seluruh personil BRICS. Diketahui, Indonesia menjadi personil ke-11 BRICS.

10 personil BRICS lainnya adalah Brazil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, dan Iran. Saat ini, BRICS sekarang merepresentasikan 50% populasi bumi dan mencakup 35% dari Produk Domestik Bruto (GDP) global. 

Langkah Strategis?

Presiden Prabowo, sambung Teddy, memandang keikutsertaan Indonesia dalam BRICS sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Adapun prinsip nan menjadi injakan Prabowo dalam membangun hubungan internasional kembali ditegaskan dalam forum ini, ialah pentingnya memperluas jejaring persahabatan dan kerja sama strategis antarbangsa demi mendukung perdamaian dan kemakmuran global.

"Bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan BRICS ini merupakan perwujudan prinsip nan selalu dipegang oleh Kepala Negara bahwa seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak," terang Teddy. (Tri/P-3)

Selengkapnya