Pemkab Percepat Pemulihan Situasi dari Kasus Pelecahan Seksual di Bima
Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, baru saja menggelar rapat koordinasi terkait kasus pelecehan seksual di Pasar Raya Tente, Kecamatan Woha. Kejadian tersebut menyebabkan kerusuhan, termasuk pembakaran sepeda motor dan evakuasi warga pendatang dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Wakil Bupati Bima, Dahlan M Noer, menegaskan bahwa keamanan warga Sumba yang tinggal di Kecamatan Woha harus dijamin. Ia meminta semua pihak, mulai dari camat, kepala desa, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, untuk bersatu membangun situasi yang aman dan kondusif. “Pemerintah daerah akan segera menangani masalah ini agar tidak berdampak lebih buruk,” ujar Dahlan.
Dahlan juga menekankan pentingnya pendekatan kepada keluarga korban pelecehan seksual untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Pasar Tente, yang merupakan pasar terbesar di Bima, mempekerjakan banyak warga pendatang dari Sumba. Akibat insiden tersebut, aktivitas pasar terganggu. Dahlan berharap agar kegiatan ekonomi segera pulih kembali.
Setelah situasi kondusif tercapai, ratusan warga Sumba yang dievakuasi akan kembali ke Kecamatan Woha. Mereka akan didata oleh instansi terkait untuk memastikan kepemilikan dokumen kependudukan. “Pendataan warga pendatang perlu dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa mereka memiliki dokumen yang sah,” tambah Dahlan.
Semoga dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah, situasi di Pasar Tente dapat kembali normal dan warga dapat hidup dengan aman dan tenteram. Mari kita semua bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai.