Peluru Gotri: Cinta Terlarang Donny Sofiawan dan Teman Anaknya

Donny Sofiawan, seorang pria berusia 44 tahun, melakukan aksi yang sangat kejam dengan menembak seorang remaja putri di sebuah kamar indekos di kawasan Pusponjolo Selatan, Semarang, Jawa Tengah. Insiden tragis ini mengungkapkan kisah cinta terlarang antara pelaku dan korban yang masih muda. Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, “Anak tersangka dan korban ternyata berteman.”

Korban, yang berumur 14 tahun dan dikenal dengan inisial C, menjadi target dari tiga tembakan senjata softgun yang dilakukan oleh Donny pada malam Rabu. Akibatnya, korban terluka di lengan dan perutnya. Setelah melakukan aksi kejam tersebut, Donny langsung melarikan diri dari tempat kejadian. Namun, polisi berhasil menangkapnya.

Ternyata, Donny membeli senjata tersebut secara online dengan harga Rp 4,5 juta. Alasannya adalah untuk membasmi tikus, namun tindakannya sangat berlebihan. Dia bahkan mengaku menembak korban karena tidak terima putrinya diduga terlibat dalam praktik open booking out (BO).

Namun, di balik alasan tersebut, terungkap pula bahwa Donny dan korban memiliki hubungan asmara yang tidak pantas. Korban bahkan sempat tinggal di rumah Donny selama beberapa bulan karena masalah dengan ibunya. Hubungan mereka mulai terjalin selama masa tinggal itu, meskipun tidak pantas.

Setelah korban pindah ke kos-kosan di Pusponjolo, Donny mencurigai bahwa anaknya terlibat dalam open BO. Dia merasa bahwa semuanya terjadi karena ulah korban. Donny bahkan menyimpulkan bahwa perubahan sikap anaknya disebabkan oleh eksploitasi yang dilakukan oleh korban.

Donny pernah melaporkan masalah ini ke polisi, namun tidak ada tindak lanjut dari pihak berwajib. Akhirnya, dia mencari keberadaan korban dan menemukannya di kos-kosan tempat korban tinggal. Tanpa pikir panjang, Donny menembak korban dengan senjata softgun.

Ketika ditanya oleh Kapolrestabes Semarang, Donny mengakui bahwa dia mencari korban karena cemburu. Namun, tidak hanya karena cemburu, Donny juga menyebut soal utang ibu korban yang belum dilunasi. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, juga menambahkan bahwa emosi Donny dipicu oleh informasi bahwa korban akan dipesan oleh pria lain.

Kisah tragis ini merupakan contoh nyata dari bagaimana cinta yang tidak sehat dan kecemburuan dapat membawa dampak yang sangat buruk bagi semua pihak yang terlibat. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa depan.