ARTICLE AD BOX
Jakarta, leopardtricks.com - Setoran dividen Badan Usaha Milik Negara nan tiap tahunnya masuk ke APBN melalui pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), mulai tahun ini seluruhnya beranjak ke kas Badan Pengelola Investasi Danantara.
Kondisi itu berakibat pada nilai sasaran dividen BUMN dalam APBN 2026 nan bakal melayang senilai Rp 80 triliun. Namun, Kementerian Keuangan menargetkan, bisa menambal sumber biaya nan lenyap itu setengahnya, setara Rp 40 triliun.
Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Rofyanto Kurniawan mengatakan sumber biaya untuk tambal dividen itu berasal dari optimasi sumber PNBP lainnya.
"Dengan adanya optimasi dengan sektor-sektor nan lain, ya itu kan berfaedah ada nan PNBP SDA, non migas, terus kemudian di situ ada PNBP KL, ada PNBP lainnya, kemudian ada BLU dari beragam sektor itu ada peningkatan lah penerimaan," ujar Rofyanto saat ditemui di area Gedung Parlemen, dikutip Jumat (4/7/2025).
Rofyanto mengatakan, potensi peningkatan setoran PNBP dari sektor-sektor lainnya itu disebabkan adanya kenaikan tren penerimaannya, sehingga pemerintah optimistis bisa menambal sekitar Rp 40 triliun dari total Rp 80 triliun PNBP nan berasal dari dividen BUMN.
"Ya kan katakan di APBN penerimaan BLU itu ditargetkan Rp 30 triliun Semester I-2025, rupanya memang realisasinya bagus di atas target," ucap Rofyanto.
"Contohnya gini, PNBP-PNBP K/L terus BLU-BLU, itu rupanya penerimaannya meningkat, jadi lebih tinggi dari nan ditargetkan di APBN, Jadi otomatis bisa tutup shortfall dari nan di dividen BUMN," tegasnya.
Dengan adanya tambahan penerimaan baru itu, nilai penerimaan dari pos PNBP bisa mencapai Rp 477,2 triliun hingga akhir tahun, alias tekanannya hanya sekitar Rp 36,4 triliun dari sasaran nan semestinya senilai Rp 513,6 triliun.
Sebagai informasi, hingga semester I-2025, PNBP telah terkumpul Rp 222,9 triliun. Angka ini sudah setara 43,4% dari sasaran APBN 2025 nan sebesar Rp 513,6 triliun.
Hingga akhir Semester I-2025, penerimaan PNBP ditopang oleh setoran PNBP Sumber Daya Alam (SDA) nonmigas dengan penerimaan sebesar Rp 55,5 triliun, serta setoran dari PNBP SDA migas sebesar Rp 47,2 triliun.
Adapun nan berasal dari dividen BUMN, nan masuk posisi KND di PNBP tetap masuk Rp 11,8 triliun. PNBP lainnya nan berasal hibah, sumbangan, hasil penjualan produk pendidikan, dan lainnya, mendapat biaya Rp 68,1 triliun. Terakhir, PNBP dari Badan Layanan Umum (BLU) mencapai Rp 40,3 triliun.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani 'Happy' Setoran Negara Tambah Rp 200 T di Akhir Maret